Begini Efek Ganja pada Otak hingga Pencernaan

Penyanyi Ello Tahitoe atau akrab disapa Ello ditangkap polisi terkait kepemilikan narkoba jenis ganja. Lantas, apa efek ganja pada tubuh?

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 10 Agu 2017, 14:30 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 14:30 WIB
20160708-Astaga, Negara Ini Punya Ladang Ganja Terbesar yang Subur-Jepang
Benarkah ganja mampu membantu memudahkan orgasme?

Liputan6.com, Jakarta Penyanyi Marcello Tahitoe atau akrab disapa Ello, ditangkap polisi karena terjerat kasus narkoba. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, membenarkan adanya penangkapan atas pria gondrong ini atas kepemilikan ganja.

Ganja yang berasal dari tanaman cannabis sativa dikenal dapat membuat para penggunanya ketagihan. Menurut dr. Suci Dwi Putri dari Klikdokter.com, ganja termasuk dalam golongan zat adiktif yang menimbulkan ketergantungan dan bisa menimbulkan intoksikasi, reaksi putus zat dan ketergantungan.

Tanaman ini memiliki kandungan zat narkotik yang dapat memberikan efek menenangkan, sehingga pemakaiannya sering disalahgunakan. Lalu apa efek dari penggunaan ganja terhadap tubuh?

Mengutip laman Health Line, Kamis (10/8/2017) umumnya ganja digunakan dengan cara diisap seperti rokok. Saat ganja diisap dan masuk ke paru-paru, akan ada senyawa bernama delta-9-tetrahidrocabinol/THC yang dilepaskan ke aliran darah lalu masuk ke otak, juga organ tubuh lainnya.

Sebelum masuk ke organ tubuh bagian dalam, area yang lebih dulu terpapar oleh senyawa THC adalah seluruh sistem saraf pusat (SSP). Tak jarang pengguna ganja merasa lebih rileks karena zat tersebut memiliki efek menenangkan. Ganja juga dianggap mampu meringankan rasa sakit, peradangan, dan mampu membantu mengendalikan kejang.

Efek pada otak

THC memicu otak melepaskan dopamin sehingga pengguna ganja merasa senang. Sayang, efek jangka panjangnya dapat merusak hippocampus (bagian dari otak besar) sehingga otak lamban dalam memproses informasi dan gangguan kognitif lainnya.

Ganja dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan halusinasi atau delusi. Menurut National Institute of Drug Abuse (NIDA), efek jangka panjang dari penggunaan ganja berdosis lebih dapat mengganggu kesehatan mental seperti rentan depresi dan mudah kecemasan. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami hubungan tersebut.

Efek pada jantung

Senyawa THC yang masuk ke dalam aliran darah dapat membuat detak jantung meningkat 20 sampai 50 denyut per menit. Detak jantung yang cepat bisa berlanjut sampai tiga jam setelah penggunaan. Hal ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung.

Efek pada pernapasan

Tak berbeda dari rokok, ganja juga memiliki senyawa kimia beracun (amonia dan hidrogen sianida) yang dapat mengganggu saluran bronkial dan paru-paru.

Pengguna ganja cenderung mudah mengalami mengi (penyempitan otot saluran napas), batuk dan sering berdahak. Risiko tinggi dari efek ganja juga bisa menyebabkan infeksi bronkitis dan paru-paru.

Efek pada pencernaan

Sensasi tersengat atau terbakar di mulut dan tenggorokan adalah hal yang akan dirasakan saat mengisap ganja. Bukan saja pada indera perasa, tapi sensasi di mulut tadi dapat menyebabkan mual dan muntah. Hal tersebut terjadi lantaran senyawa THC yang secara bersamaan masuk ke organ hati. *

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya