9 Kondisi Kulit dan Ruam Berbahaya yang Terkait HIV/AIDS

Ada beberapa kondisi penyakit kulit atau ruam kulit yang terkait dengan HIV/AIDS dan harus diperhatikan, khususnya penderita HIV/AIDS.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Des 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 01 Des 2017, 18:00 WIB
HIV/AIDS
Perhatikan, kondisi kulit atau ruam yang terkait dengan HIV/AIDS. (via: express.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), yang pada akhirnya berujung pada HIV/AIDS. Virus ini melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sebanyak 90 persen pasien HIV menderita beberapa jenis ruam kulit seumur hidup mereka.

Penyakit kulit sering dipandang sebagai indikator perkembangan penyakit, dilansir dari The Health Site, Kamis (30/11/2017). Sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat menyebabkan infeksi yang lebih merajalela daripada biasanya.

Infeksi pada kulit bisa dikategorikan berasal dari bakteri, virus, jamur atau parasit. Pasien HIV dapat mengalami ruam kulit dengan adanya kekeringan atau gatal pada kulit di sekujur tubuh. Ada beberapa kondisi kulit yang terkait HIV/AIDS.

Sariawan

Infeksi yang paling umum pada pasien HIV adalah sariawan, yang disebabkan sejenis jamur, yang disebut jamur candida. Sariawan biasanya berbentuk lapisan putih ​​di mulut.

Lapisan putih biasanya berada di lidah atau di langit-langit mulut dan gusi. Anda mungkin akan sedikit berdarah saat menggosok gigi.

Dokter akan memberikan larutan obat antijamur dan tablet. Anda juga bisa minum air garam yang hangat setelah makan setiap saat. Cara ini menghilangkan sariawan.

Kondisi kulit ruam kulit yang terkait dengan HIV/AIDS dipaparkan dermatolog, Dr. Rashmi Shetty.

 

Simak video menarik berikut ini:

Oral hairy leukoplakia

Kondisi ini terjadi di mulut sebagai lesi (jaringan abnormal) yang berwarna putih atau berpori pada sisi lidah. Hal ini disebabkan virus Epstein-Barr. Lesi biasanya tidak menyebabkan rasa nyeri.

Ini biasa diobati dengan pengobatan antiretroviral reguler--pengobatan untuk perawatan infeksi akibat retrovirus--, terutama HIV.

Molluscum contagiosum

Molluscum contagiosum berupa infeksi virus menular. Kondisi ditandai adanya benjolan putih halus atau benjolan kulit berwarna pada bagian tubuh manapun.

Kondisi ini biasanya sembuh dengan sendirinya saat kekebalan pasien membaik. Dokter bisa melakukan needling atau cryotherapy (tindakan bedah) bila ditemukan lesi. Jika ada banyak lesi, maka bisa diobati obat antiviral topikal--pengobatan untuk infeksi virus pada kulit.

Infeksi yang disebabkan oleh virus herpes

Organisme umum lain yang menyebabkan infeksi pada pasien HIV adalah virus herpes. Ada dua jenis virus herpes. Tipe 1 yang paling sering terjadi pada mulut dan tampak seperti pilek. Ada juga herpes simpleks tipe 2, yang paling sering terjadi pada organ pribadi.

Tipe ini bisa disebut herpes genital. Kedua kondisi tersebut diobati dengan antivirus topikal dan antibiotik bila ada infeksi bakteri.

Herpes zoster

Herpes zoster disebabkan virus cacar air. Hal ini ditandai suhu tubuh rendah sehingga membuat virus aktif. Hal ini menyebabkan infeksi pada saraf tertentu. Penderita bisa merasakan nyeri yang luar biasa, sensasi rasa terbakar, dan kesemutan.

Kulit menjadi lecet dan berisi cairan kecil yang bisa pecah. Hal ini menyebabkan permukaan kulit terkikis. Cara pengobatan dengan pemberian antiviral dan obat penghilang rasa sakit.

Psoriasis

Psoriasis berupa penyakit kulit yang umumnya hadir dengan gejala munculnya lesi bersisik merah tebal, terutama di atas siku, lutut, kulit kepala, kuku, dan punggung bagian bawah.

Lesi dapat menyebar pada seluruh tubuh pasien HIV. Kondisi ini dapat diobati dengan krim steroid.

Dermatitis seboroik (ketombe)

Dermatitis seboroik lebih parah dibanding ketombe biasa. Ketombe jenis ini disertai adanya pembengkakan, gatal, dan kerak ketombe pada kulit kepala atau di atas dada.

Hal ini dapat diobati dengan obat antijamur topikal, yang dikombinasikan asam steroid atau salisilat.

Kudis

Parasit yang umum terjadi pada individu normal dapat menjadi berbahaya pada pasien HIV. Pasien HIV bisa terkena kudis, yang disebabkan banyak parasit. Ini dapat menginfeksi pasien HIV secara cepat karena kekebalan tubuh yang menurun.

Sebaiknya, pasien HIV memelihara kebersihan yang baik dan minum obat antiscabicidal (obat yang mampu membunuh parasit) tertentu.

Sarkoma Kaposi (KS)

Sarkoma kaposi adalah kanker pada pasien HIV, yang disebabkan virus. Kondisi ini biasanya terjadi pada kulit dan selaput lendir berbentuk lesi berwarna keunguan atau gelap pada kulit.

Ini bisa menyebar ke organ dalam lainnya. KS dapat diobati dengan radioterapi, kemoterapi atau terapi biologis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya