Usai KLB Campak dan Gizi Buruk, Tim FHC Kemenkes Lakukan Sweeping

Meski KLB campak dan gizi buruk dihentikan, tim FHC Kemenkes RI tetap melakukan pengecekan ke distrik-distrik di Kabupaten Asmat, Papua.

oleh Aretyo Jevon Perdana diperbarui 09 Feb 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2018, 10:30 WIB
Campak
Walaupun status KLB Campak sudah berakhir, pelayanan kesehatan harus tetap berjalan. (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Pasca dihentikannya status KLB campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Kementerian Kesehatan RI masih terus melakukan pelayanan kesehatan. Tim Flying Health Care (FHC) dari kemenkes RI juga melakukan pengecekan (sweeping) alur kerja pemberian imunisasi campak.

Berdasarkan rilis yang diterima, tim FHC Kemenkes tersebut diperkuat oleh dua dokter dari PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yaitu dr. Franky dan dr. Iqbal, yang akan menyebar pada dua distrik, yaitu distrik Sirets dan Akat.

"Misi kami melakukan pengecekan pemberian vaksin campak dan gizi buruk serta memberi pelayanan serta penyuluhan kesehatan kepada masyarakat," ujar Franky, mengutip rilis dari Kemenkes RI, Jumat (9/2/2018).

Di Distrik Akat, tim langsung melakukan pendataan fasilitas kesehatan dan data lainnya.

"Sebelumnya, ada 101 anak yang terkena campak di Akat sejak September-Desember 2017," jelas Kepala Puskesmas Ayam, Distrik Akat, Teguh Sunarto, SKM.

Selain itu, Teguh pun mengungkapkan bahwa pihaknya rutin melakukan Pusling (Puskesmas Keliling) setiap dua hari sekali. Hal ini lantaran enam kampung tidak ada Pustu (Puskesmas Pembantu).

Mendengar keterangan tersebut, dr. Franky sangat senang dan mengacungi jempol pada tim Puskesmas Ayam. Lantaran ia sempat melakukan pengecekan pada satu kampung terdekat dengan jumlah penderita campak terbanyak. Kini, lima anak yang sempat terkena campak sekitar dua minggu lalu pun telah sehat dan pulih.

 

Saksikan juga video berikut ini :

 

 

Penderita campak yang sudah sembuh punya antibodi

Campak
Penderita menurun, status KLB Campak di Asmat dicabut. (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI)

Perwakilan dokter dari PB IDI, Franky sudah tidak lagi menemukan temuan campak yang baru. Ia meminta warga untuk tidak panik. Lantaran setelah seminggu terpapar virus, tubuh akan membentuk antibodi campak, sehingga akan menjadi kebal pada jangka waktu yang cukup lama.

Selain itu, untuk para penderita gizi buruk, Puskesmas Ayam pun rutin membagikan makanan bernutrisi bagi ibu hamil. Program 1.000 Hari Pertama Kelahiran masih terus berjalan setiap hari sejak setahun lalu untuk mendukung nutrisi ibu sejak kehamilan hingga kelahiran bayi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya