Liputan6.com, Jakarta Mi instan memiliki penggemar garis keras yang tidak terhitung jumlahnya. Terlebih orang Indonesia, yang merasa hidupnya lebih sempurna dan berarti kalau dalam seminggu setidaknya satu sampai dua kali makan mi instan.
Mi instan merupakan jenis mi yang dijual dalam bentuk paket individual maupun di dalam cangkir atau mangkuk styrofoam. Kandungan dari mi instan mencakup tepung, garam, dan minyak palem, sementara sachet bumbunya biasanya mengandung garam, bumbu perasa, dan monosodium glutamat (MSG).
Baca Juga
Dengan harganya yang bersahabat serta cara persiapannya yang cukup mudah dan sederhana, mi instan sering kali menjadi pilihan makanan untuk orang yang sibuk dan tidak memiliki banyak waktu.
Advertisement
Akan tetapi, ada sejumlah dampak kesehatan yang dapat timbul akibat terlalu sering mengonsumsi mi instan. Hal ini terutama dikaitkan dengan keterbatasan zat gizi serta jumlah natrium dan MSG yang cenderung tinggi di dalamnya.
Â
Efek Samping Mi Instan
Menurut salah satu artikel dari laman Healthline.com, satu sajian mi instan umumnya mengandung kandungan serat dan protein yang rendah. Oleh karena itu, mi instan bukanlah pilihan yang paling baik untuk menurunkan berat badan.
Protein dikaitkan dengan rasa kenyang, dan makanan yang kaya protein lebih disarankan untuk mengendalikan berat badan. Di sisi yang sama, serat juga memiliki pasase (perjalanan makanan) yang lebih lambat melalui saluran cerna, yang membantu menghindari rasa lapar dan juga mendukung penurunan berat badan.
Dengan hanya 4 gram protein dan 1 gram serat per sajian, mi instan tidak terlalu berdampak pada rasa lapar maupun kenyang. Jadi, walaupun rendah kalori, konsumsi mi instan belum tentu membantu menurunkan lingkar pinggang.
Di sisi lain, mi instan juga mengandung zat yang dikenal sebagai MSG, yang sering digunakan untuk menambah rasa pada makanan yang diproses. Beberapa penelitian menemukan adanya hubungan antara konsumsi MSG yang berlebih dengan peningkatan berat badan, peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan rasa mual.
Akan tetapi, penelitian lain menunjukkan bahwa bila MSG dikonsumsi secara moderat, tidak terdapat dampak signifikan yang terlihat pada berat badan. Namun, MSG dikatakan dapat mencetuskan beberapa keluhan, seperti nyeri kepala, nyeri otot, dan sebagainya, terutama pada orang yang memiliki sensitivitas terhadap zat tersebut.
Di samping itu, serangkaian penelitian lain yang menelaah kandungan nutrisi pada mi instan, hasilnya menunjukkan bahwa mi instan berhubungan dengan peningkatan asupan natrium, kalori, dan lemak, serta penurunan asupan protein, vitamin, dan mineral.
Â
Advertisement
Agar Mi Instan Lebih Sehat
Bila harus mengonsumsi mi instan, pilihlah yang mengandung kadar natrium rendah. Atau, jangan memasukkan semua bumbu ke dalam mi instan yang akan disantap, separuh bumbu saja.
Sajikanlah mi instan bersama dengan sayuran serta sumber protein lainnya. Sayuran yang cocok untuk menemani mi instan, antara lain wortel, buncis, taoge, tomat, dan sawi.
Hindari juga menyantap mi instan dalam keadaan polos, tanpa tambahan gizi apa pun. Ada beberapa orang yang senang mengonsumsi mi instan yang masih kering, lalu hanya ditambahkan bumbu. Ini tentu saja bukan cara memakan mi instan yang sehat.
Mengonsumsi mi instan harus dilakukan dalam jumlah dan frekuensi yang dibatasi. Menurut Dr. Frank B. Hu, profesor nutrisi dan epidemiologi dari Harvard, menyantap mi instan sebanyak satu atau dua kali per bulan tidak masalah, asal jangan beberapa kali dalam seminggu. Selain itu, mi instan tidak boleh dikonsumsi sebagai makanan pokok. Pastikan bahwa Anda menerapkan diet yang bergizi seimbang guna menjaga kesehatan tubuh.
Penulis:Â dr. Nitish Basant Adnani BMedSc/Klik Dokter