Autism Awareness Festival, Menerima dan Memahami Individu Autistik

Autism Awareness Festival kembali diadakan untuk ke-10 kalinya, merayakan Hari Autisme Sedunia tanggal 2 April lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Apr 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2018, 15:00 WIB
Autism Awareness Festival
Pertunjukan dari anak-anak dengan autisme dalam Autism Awareness Festival. (Foto: Dok LSCAA)

Liputan6.com, Jakarta Kini autisme bukanlah sesuatu yang asing, namun apakah masyarakat telah memahami dan menerima para individu dengan autistik tersebut?

Pertanyaan inilah yang diangkat dalam acara London School Center of Autism Awareness (LSCAA) dalam rangka Autism Awareness Festival (AAF) yang ke-10. Acara ini diadakan untuk memperingati Hari Autisme Sedunia yang jatuh setiap tanggal 2 April.

Mengusung tema "Understand, Accept, & Love" rangkaian acara ini dimulai dengan seminar dan sharing bertemakan "Kreativitas Dalam Rangka Mempersiapkan Remaja Berkebutuhan Khusus." Acara ini diadakan pada tanggal 15 April 2018, di kampus LSPR Jakarta.

Penny Handayani, M.Psi, seorang psikolog pada acara tersebut menjelaskan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus ini bisa menjadi pribadi yang mandiri dan mampu bekerja baik untuk diri sendiri. Orangtua juga bisa mengetahui minat dan bakat buah hati mereka, dan kemudian mengarahkan anak-anak mereka bekerja sesuai minatnya.

Tak hanya itu, pembicara lain, Servo Caesar Yoga, juga menjelaskan bahwa kini media sosial bisa dimanfaatkan dan dimaksimalkan. Tak hanya sebagai wadah pembelajaran, tapi juga menjadi lapangan kerja.

Creator content ini juga membagikan tips bagi para orangtua untuk memantau aktivitas anak-anaknya di media sosial dan sekaligus cara memanfaatkannya sebagai lapangan kerja bagi anak-anak dengan autisme.

Prita Kemal Gani, Founder & Director London School of Public Relations sekaligus inisiator LSCAA mengatakan, LSCAA kini tak hanya memberikan informasi seputar autisme saja. Kini, LSCAA juga memberikan informasi bagi orangtua tentang bagaimana mereka bisa mempersiapkan anak-anak dengan kebutuhan khusus agar bisa jadi individu yang mandiri.

"Harapannya, para individu autistik ini dapat memiliki kemampuan yang mumpuni, mampu menghidupi (setidaknya) diri sendiri," ujar Prita.

London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) merupakan bagian dari kegiatan CSR (CorporateSocial Responsibility) LSPR-Jakarta sebagai bentuk kepeduliannya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus yang salah satu karakteristiknya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi baik verbal ataupun non-verbal.

Saksikan juga video menarik berikut:

 

Konser 10 Tahun AAF

Autism Awareness Festival
Konser satu dekade Autism Awareness Festival. (Foto: Dok LPCAA)

Selain seminar, AAF 10 th juga akan mengadakan konser, Fun games, Pentas Seni, Peragaan busana yangterinspirasi dari lukisan seorang remaja autisme serta pameran lukisan yang dilukis oleh para remaja autisme. Busana yang juga diperagakan oleh remaja berkebutuhan khusus ini dirancang oleh Adra dengan mengusung label Adraworld.

Dukungan lain adalah penyelenggaraan lelang lukisan yang dilukis remaja autisme oleh Artotel. Pameran dan lelang lukisan tersebut merupakan kegiatan Artotel dalam rangka menunjukan kepedulian kepada hasil karya remaja autisme. Seluruh keuntungan dari hasil penjualan busana dan lelang lukisan akan disumbangkan kepada yayasan pegiat autisme yang membutuhkan.

Pada tanggal 15 April 2018, berbagai talenta oleh anak berkebutuhan khusus ditunjukkan di atas panggungLSPR – Jakarta. Sekolah spectrum, SDN Tebet Timur 17 Pagi, Yayasan Asih Budi hingga yang tampilperseorangan pun tampil dengan keahliannya masing-masing. Ada yang bermain Piano, drum, saxophone, menari dan juga menyanyi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya