Liputan6.com, Jakarta Spoiler alerts
Akhir dari film Avengers: Infinity War memang mengejutkan. Bahkan, tidak sedikit penggemar yang menitikkan air mata kala melihat pahlawan super mereka mati atau menghilang jadi debu.
Baca Juga
Memang, film pahlawan super dari Marvel Cinematic Universe ini agak sadis dalam menghabisi para tokoh kesayangan penggemar. Dalam Avengers: Infinity War, beberapa jagoan yang sudah menempel di hati penggemar, seperti Black Panther atau Spiderman, menguap menjadi debu setelah Thanos menjentikkan jarinya.
Advertisement
Penjahat dari Planet Titan itu telah berhasil mengumpulkan enam infinity stone dan mewujudkan misinya untuk menghabisi separuh isi semesta.
Lantas, para penggemar yang patah hati ini harus apa?
"Aku hanya ingin bilang, kematian mereka (para pahlawan super di film) itu benar-benar terjadi. Itu nyata. Dan semakin cepat kamu menerima hal ini, semakin cepat juga kamu bisa melangkah ke depan, ke tahapan duka yang selanjutnya," ujar penulis skenario Avengers: Infinity War, Christopher Markus, pada Buzzfeed, dilansir Kamis (3/5/2018).
Walau begitu, Markus juga mengakui bahwa dia tidak menyangka akhir filmnya akan sebegitu menyedihkan. "Rasanya memang seperti tonjokan di perut bagi banyak orang, aku tidak menyadari hal ini sebelumnya," lanjut Markus.
Markus dan rekannya, Stephen McFeely, mengatakan untuk menulis skenario film ini mereka harus membekukan hati.
"Saat kamu menulis naskah ini, kamu harus jadi orang yang penuh perhitungan dan dingin," lanjutnya. Ia menambahkan, "Aku tidak sedih setiap kali membaca naskahnya lagi."
Walau begitu, ketika menyaksikan wajah para pemeran pahlawan super itu menerima kematian mereka, Markus mengakui, hal itu ternyata cukup menyakitkan.
Tahu dia membuat patah hati para penggemar, Markus tidak merasa menyesal.
"Aku akan melakukannya lagi," ujarnya.
Namun, Markus tidak ingin membunuh harapan para penggemar Avengers: Infinity War. "Kami telah mematahkan hati kalian. Sekarang, kami akan membuat kalian terkesima," janjinya tentang film Avengers ke-4 yang akan keluar bulan Mei 2020.
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Patah Hati Boleh, tapi Jangan Berlebihan
Kembali ke dunia nyata, sebenarnya wajar tidak, sih, merasakan patah hati atau kesedihan yang berlarut-larut melihat pahlawan super kesayangan mati?
Menurut psikolog Ratih Zulhaqqi, biasanya orang dewasa sudah bisa memisahkan mana yang khayalan dan real. Akan tetapi yang sering terjadi kemudian, banyak orang dewasa ini yang terlalu mendalami peran dari si tokoh di film tersebut, dalam hal ini Avengers: Infinity War.
"Nah, itu berarti, kita perlu melihat kemandirian emosional atau kematangan emosional si penontonnya. Biasanya, mereka tidak bisa lagi memisahkan mana yang khayalan dan realita," kata Ratih saat dihubungi Health Liputan6.com.
Ratih hanya ingin mengingatkan bahwa Avengers: Infinity War adalah sebuah rekayasa yang belum tentu ada kejadian yang sama di kehidupan nyata.
Ratih pun menyamakannya seperti mereka para penggila film Korea. "Pas lagi sedih ikutan menangis, ya enggak papa. Namun, tidak berarti juga enggak mau makan. Kalau iya, itu menjadi ciri bahwa emosional mereka belum matang," kata Ratih.
Advertisement