Penyembuhan Sufi, Teknik Pengobatan Tradisi Islam yang Tak Lekang Zaman

Penyembuhan Sufi merupakan salah satu teknik pengobatan tertua yang ada di dunia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 09 Jun 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2018, 12:00 WIB
Tarian Sufi
Pertunjukan Tarian Sufi di Bandara Soekarno-Hatta (Liputan6.com/ Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu metode penyembuhan masa lalu yang masih ada hingga sekarang adalah penyembuhan sufi. Teknik ini bahkan telah berusia 1400 tahun semenjak zaman Nabi Muhammad SAW., ketika ilmu tersebut diungkap melalui wahyu Alquran dan sunah Nabi.

Penyembuhan sufi sendiri sampai sekarang masih ada dan dianggap sebagai salah satu ilmu penyembuhan spiritual kuni. Dalam kisah hikayat, teknik-teknik ini telah dipraktikan selama berabad- abad oleh para orang suci, penyembuh, dan juga syaman di berbagai daerah di seluruh dunia.

Mengutip buku Seni Penyembuhan Sufi karya Linda O' Riordan, R.N., menurut berbagai mazhab pemikiran Barat, praktik pengobatan adalah pusat dari sumber penyembuhan. Namun, dasar ilmu dan praktik mereka ternyata amat dipengaruhi oleh pengajaran Islam.

"Bagaimanapun, selama ribuan tahun sejarah, manusia telah bertahan dari segala jenis penyakit dan stres tanpa bantuan dokter, teknologi, atau obat-obaan kimia," tulis Linda dalam bukunya.

Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya insting vital manusia serta kecerdasan seluluer mengetahui apa yang harus dilakukan dalam melawan penyakit tak dikenal dan juga menemukan cara tepat untuk beradaptasi dan bertahan.

"Melalui penggabungan jiwa dan raga, kemampuan penyembuhan yang menjadi fitrah dapat diwujudkan," jelas Linda.

Simak juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Medan Energi

Tanoura dari Mesir
Penari mesir membawakan pertunjukkan tari Tanoura selama bulan Ramadan di istana budaya El-Ghuri, Kairo, 22 Mei 2018. Tanoura sebenarnya selaras dengan tarian yang dilakukan oleh para sufi di Mesir. (AFP/KHALED DESOUKI)

Pengobatan alternatif semacam ini sebenarnya memberi kesempatan pada seseorang yang sakit untuk terlibat dalam proses pengobatan mereka, serta membuat sendiri keputusan penting tentang kesejahteraan dan kesehatan mereka.

Menurut ahli sufi, Profesor Angha dalam The Hidden Angles of Life, saat ini ilmu-ilmu klasik hanya memikirkan analisis area konstruksi material manusia yang paling superfisial. Mereka tidak mempertimbangkan mahakarya yang lembut, dalam, dan subtil dalam makhluk yang luar biasa.

Manusia sendiri berfungsi dalam medan energi yang memiliki banyak lapisan dan lebih dari sekadar jasmaniah.

Manusia dipelihara, dilindungi, dan diberi energi oleh makanan yang dikonsumsi, gerakan dan olahraga, energi spiritual, serta lapisan tubuh energi yang subtil dan tak terlihat seperti medan aura.

Medan energi manusia merupakan baris pertahanan pertama sebelum panca indera, sistem kekebalan, maupun biokimia tubuh. Penyembuhan sufi berbicara dan bekerja dalam semua elemen ini.

"Ia mengintegrasikan dimensi-dimensi fisik, mental, emosional serta spiritual, dengan tujuan memperbaiki keseimbangan, keutuhan, dan kesatuan dalam dunia fisik dan metafisik kita," tulis Linda.

 


Pelengkap Teknologi Barat

Tarian Sufi Jawa
Tarian Sufi Jawa yang dikenal dengan nama Rodat itu menjadi salah satu aktivitas menunggu buka puasa di bulan Ramadan. (Liputan6.com/Switzy Sabandar).

Latihan penyembuhan sufi sendiri memiliki tujuan untuk menghasilkan medan energi yang stabil, seimbang, menyatu dalam semua tingkatan, dan menolong kita untuk mencapai keadaan yang seimbang.

Berbagai teknik sufi memang tidak menggantikan keahlian teknologi medis Barat, namun merupakan sebuah pelengkap.

Sehingga, ini memberikan yang terbaik untuk dua dunia, dengan mempertimbangkan elemen-elemen tubuh baik fisik maupun yang tidak.

Metode-metode dalam penyembuhan sufi sendiri mencakup konsentrasi, meditasi, visualisasi, kesadaran indera, kesiagaan, keseimbangan resonansi magnetis, pernapasan sadar, gerakan terapeutik, nutrisi atau jamu-jamuan, puasa, berdoa, dan berdzikir.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya