Begini Efeknya Saat Tubuh Kelebihan Vitamin A

Vitamin A menjadi salah satu zat yang dibutuhkan tubuh. Meski begitu, bila berlebihan (hipervitaminosis) dampak buruk justru terjadi pada tubuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jun 2018, 13:30 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2018, 13:30 WIB
Wortel Dieng
Benih wortel ilegal dari Tiongkok ke Dieng. Wortel salah satu sumber vitamin A. (Liputan6.com / M.Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta Vitamin A menjadi salah satu zat yang dibutuhkan tubuh. Meski begitu, bila berlebihan (hipervitaminosis) dampak buruk justru terjadi pada tubuh.

Sejumlah dampak yang bisa terjadi antara lain pembengkakan tulang, kuku retak, sakit tulang, kehilangan selera makan, sudut-sudut mulut nampak retak.

Lalu, pandangan buram atau perubahan pada pandangan lainnya, pusing, mual, muntah, kulit kasar, kulit kering dan mengelupas, gatal pada kulit, rambut rontok, bingung hingga infeksi pernapasan.

Apa gejala kelebihan vitamin A?

Berbagai gejala potensial bisa bervariasi tergantung pada apakah kondisi tersebut akut atau kronis. Namun satu gejala paling umum adalah sakit kepala dan ruam.

Seseorang yang kelebihan vitamin A juga umumnya mudah marah, mudah mengantuk, mual, sakit perut dan muntah, demikian seperti dilansir Medical News Today.

 

Tergantung Usia

Kebutuhan vitamin A tubuh seseorang bervariasi tergantung pada usia, jenis kelaminnya dan kondisi apakah dia hamil atau tidak.

Departemen Kesehatan Amerika Serikat (NIH), seperti dilansir dari Medical News Today, merekomendasikan asupan harian vitamin A sebagai berikut:

Usia 1-3 tahun: 300 mikrogramUsia 4–8 tahun: 400 mikrogramUsia 9-13 tahun: 600 mikrogramPria berusia 14 tahun ke atas: 900 mikrogramWanita berusia 14-18 tahun: 700 mikrogramWanita berusia 19 tahun dan lebih tua: 700 mikrogramWanita hamil berusia 19 tahun dan lebih tua: 770 mikrogram.

Siapa pun yang hamil, yang dalam program hamil, harus mengonsumsi vitamin A dalam jumlah yang cukup sebelum dan selama kehamilan. Vitamin A sangat penting untuk perkembangan janin. Namun, ingat, terlalu banyak asupan zat ini dapat menyebabkan kelainan saat bayi lahir. (AntaraNews/Lia Wanadriani Santosa)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya