Liputan6.com, Jakarta Teh hijau dikenal memiliki banyak manfaat baik, mulai dari meningkatkan aliran darah hingga menurunkan kolesterol tubuh. Studi pada 2013 juga membuktikan minum teh hijau baik untuk jantung. Mengingat manfaat baiknya, bolehkah ibu menyusui minum teh hijau?
Advertisement
Berdasarkan ketentuan American Academy of Pediatrics (AAP), konsumsi kafein pada ibu menyusui boleh-boleh saja, tapi dalam batas tertentu. Sebab, kadar kafein yang berlebihan dapat mengurangi kadar zat besi dalam ASI.
Tak hanya itu, bayi baru lahir juga masih sulit mencerna kafein, maka bayi yang lahir prematur atau sakit menjadi relatif bermasalah dengan konsumsi kafein yang diminum oleh ibu menyusui.
“Konsumsi kafein berlebihan oleh ibu menyusui juga dapat menyebabkan reaksi sensitif pada bayi, seperti mata yang membesar, tidak dapat tidur, hingga rewel yang tiada henti,” jelas dokter Jessica Florencia dari KlikDokter.
Dampak kafein pada ibu menyusui dapat menyebabkan kekurangan cairan. Padahal, saat menyusui, ibu yang kekurangan cairan berisiko mengalami penurunan produksi ASI.
Oleh sebab itu, minum teh hijau yang mengandung kafein sebaiknya dikurangi atau dihentikan. Jika sudah telanjur mengonsumsi teh hijau, ibu menyusui akan membutuhkan waktu beberapa hari hingga seminggu untuk menghilangkan kadar kafein di dalam ASI. Dengan demikian, si kecil pun berhenti rewel.
Untuk itu, ketika ibu menyusui yang ingin minum teh, sebaiknya pilihlah jenis teh yang tidak mengandung kafein, seperti beberapa jenis teh hijau herbal.
Saksikan juga video menarik berikut:
Tips minum teh untuk ibu menyusui
Bila di masa menyusui Anda tetap ingin minum teh, berikut beberapa kiat yang bisa Anda ikuti:
1. Pastikan teh bebas kafein.
2. Cek sebelum membeli, apakah teh yang dikonsumsi aman untuk bayi.
3. Beri jeda waktu antara minum teh dan menyusui. Batasi konsumsi teh maksimal dua gelas kecil dalam sehari.
4. Minum teh hijau memang memberikan banyak manfaat kesehatan. Namun, bagi ibu menyusui, konsumsi teh hijau yang mengandung kafein sebaiknya dibatasi.
Dengan cara demikian, produksi ASI ibu lancer dan si Kecil pun bebas rewel. Klik di sini untuk membaca artikel bertema sejenis.
Penulis: Novita Permatasari
Sumber: Klikdokter.com
Advertisement