Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis bedah onkologi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Kiki Akhmad, mengatakan trastuzumab merupakan salah satu obat yang bisa digunakan untuk mem-blok rangsangan pertumbuhan sel kanker payudara.
"Tumor itu memiliki faktor pertumbuhan, salah satu penandanya adalah HER2 positif. Bila positif, bisa diberikan trastuzumab," jelas Kiki saat dihubungi Health-Liputan6.com pada Kamis (19/7/2018).
Baca Juga
Di negara-negara Barat, trastuzumab bakal diberikan dokter ke pasien kanker dengan HER2 positif baik stadium dini dan lanjut.
Advertisement
Seperti disampaikan Kiki, obat ini termasuk dalam bagian targeting therapy yakni fokus memblok pertumbuhan sel kanker di bagian reseptor. Namun, tumor juga pintar, ketika ada jalan yang diblok, ia bisa aktif di luar reseptor.
Pada pasien kanker payudara dengan HER2 positif tidak semua bisa diatasi dengan obat yang diperkirakan satu ampul seharga Rp25 juta ini. Ada beberapa pasien yang menunjukkan manfaat positif dengan trastuzumab sehingga sel-sel kanker tidak berkembang, tapi ada juga yang tidak menunjukkan pengaruh.
"Bukan berarti kalau pakai itu (trastuzumab) jaminan bebas dari tumor. Bukan jaminan dia langsung besih dari tumor," katanya.
Walau begitu, berdasarkan data ilmiah yang ada, pemberian obat yang sudah ada sejak tahun 90-an ini memberikan manfaat kepada pasien yakni memperpanjang hidup.
"Cuma seberapa panjang, tergantung pasien lagi, ini sangat individual," kata pria yang juga praktik di RS Santo Yusup Bandung ini.
Trastuzumab tidak lagi dijamin BPJS Kesehatan
Per 1 April 2018, BPJS Kesehatan sudah tidak lagi menjamin trastuzumab. Alasannya obat ini tidak memiliki dasar indikasi medis untuk digunakan pasien kanker payudara metastasik.
Terkait hal ini, Kiki mengatakan bahwa salah satu modalitas untuk mengobati kanker payudara memang jadi berkurang, tapi tidak mengurangi upaya mengobati seseorang.
"Kalau saya, ini (trastuzumab) hanya salah satu cara pengobatan, kan masih ada cara pengobatan lain. Ya kalau BPJS enggak bisa tanggung, kita pakai yang lain. Bahwa yang namanya pengobatan kanker itu ada operasi, kemoterapi, radiasi, hormonal dan targeting therapy. Nah trastuzumab ini di targeting therapy, berarti kita masih punya empat lainnya," katanya.
Walau begitu, ketika memiliki seluruh 'alat perang' tentu akan lebih baik. Ia pun mengandaikan modalitas pengobatan kanker seperti bertarung menghadapi musuh. Senjata yang dimiliki bisa pistol, granat, pisau, dan lain-lain. "Kalau semuanya bisa dipakai, ya why not?"
Advertisement