Â
Liputan6.com, Jakarta Belajar dari berbagai kasus eksploitasi seks anak selama gelaran olahraga dunia, penyelenggara dan pemerintah juga harus mencegah kejadian tersebut terjadi selama Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Di sini, masyarakat juga memiliki peran.
Baca Juga
Menurut Ahmad Sofian dari ECPAT Indonesia, pemerintah harus memberikan perhatian pada fenomena eksploitasi seksual anak pada pagelaran olahraga dunia dan regional. Karena hal terebut selalu mendatangkan penonton baik wisatawan domestik maupun asing.
Advertisement
"Dengan banyaknya wisatawan yang akan hadir menonton dan belajar dari pengalaman penyelenggaraan event olahraga tingkat dunia dan regional sebelumnya, maka angka kerentanan anak dieksploitasi secara seksual semakin tinggi," ujar Ahmad dalam rilis yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu (19/8/2018).
Ahmad juga menggaris bawahi tentang adanya pelaku eksploitasi seksual anak yang tidak memiliki ciri khusus. Seperti orang yang datang ke Asian Games hanya untuk melakukan eksploitasi seks pada anak, serta mereka yang tidak memiliki perilaku menyimpang, namun melihat rendahnya sistem perlindungan hukum pada anak.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â
Melibatkan Pihak Hotel dan Biro Perjalanan
Selain itu, pihak pengusaha hotel dan juga perjalanan juga harus dilibatkan. Terutama agar mereka tidak memfasilitasi penggunaan anak sebagai prostitusi oleh wisatawan.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Putu Elvina menambahkan, pelaksanaan Asian Games 2018 haruslah ramah anak.
"Pastikan bawa pada event ini ada child safeguarding, dengan prinsip-prinsip non-diskriminasi pada anak (baik penonton maupun atlet anak," tambah Putu.
Panitia harus memastikan tidak ada perundungan pada atlet anak, melibatkan mereka dalam pembambilan keputusan, serta perli menjamin keberlangsungan pendidikan anak selama terlibat dalam Asian Games.
Advertisement