Jangan Asal Daftar, Perlu Latihan Sebelum Ikut Lomba Lari Maraton

Lari maraton tidak boleh dilakukan sembarangan. Perlu latihan khusus sebelum mengikuti ajang lari maraton.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 29 Nov 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2018, 07:00 WIB
20170506-Maraton Tak Sampai 2 Jam di Italia-AP
Lari Maraton. (AP Photo/Luca Bruno)

Liputan6.com, Jakarta Berbagai ajang lari maraton saat banyak digelar. Selain untuk berolahraga, tak jarang alasan seseorang mengikuti lari maraton untuk mencari medali atau menunjukkan eksistensi di media sosial.

Padahal, lari maraton membutuhkan persiapan yang tidak mudah dan waktu yang lama. Jika tidak latihan sebelum mengikuti ajang tersebut, bisa muncul masalah kesehatan dari yang ringan sampai kematian mendadak saat lari.

"Lari maraton itu olahraga dengan intensitas tinggi. Sehingga risiko cedera cukup tinggi, bahkan risiko kematian itu ada. Jadi harus terlatih dan dipersiapkan dengan baik," kata dokter spesialis kedokteran olahraga Indonesia Sports Medicine Center Andi Kurniawan di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta ditulis Kamis (29/11/2018).

 

Simak juga video menarik berikut ini:

 

Waktu persiapan yang tepat

Pelari Bahrain Chelimo Rosa Sabet Emas di Asian Games 2018
Pelari putri melintasi Jalan MH Thamrin saat mengikuti lari maraton putri nomor 42 kilometer Asian Games 2018, Jakarta, (26/8). Maraton ini dimulai dari Stadion GBK-Simpang Mangga Besar-Bundaran Senayan dan kembali ke GBK. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kepada Health Liputan6.com, Andi mengungkapkan waktu yang tepat dalam mempersiapkan lomba lari maraton. Menurut dokter yang juga mengikuti beberapa ajang lari maraton di beberapa negara tersebut untuk menjalankan program latihan dibutuhkan waktu empat sampai enam bulan.

"Ketika kita sudah selesai lomba, tubuh melakukan recovery butuh waktu satu sampai dua bulan. Jadi sebaiknya, maraton dilakukan cukup satu sampai dua kali dalam setahun," kara Andi menyarankan.

 

Bahaya lari maraton berlebihan

Pelari Jepang, Yuki Kawauchi
Pelari Jepang, Yuki Kawauchi berselebrasi setelah mencapai garis finis pada Boston Marathon ke-122 di Boston, Senin (16/4). Yuki Kawauchi menjadi pelari Jepang pertama yang berhasil menjadi juara Maraton Boston sejak 1987. (AP/Elise Amendola)

Pria yang sempat terlibat dalam tim kedokteran Asian Games 2018 itu mengatakan, seringkali orang ikut lomba lari maraton dalam waktu yang berdekatan. Padahal, ini bisa membuat beban tubuh menjadi berlebihan.

"Kalau terlalu sering membuat otot, sendi, di hari tua tidak bagus. Risiko cedera bisa lebih meningkat bagi mereka yang terlalu sering. Selain itu, risiko terhadap kesehatan juga tidak bagus," kata Andi.

Untuk pemula terutama, Andi mengatakan bahwa sebaiknya memulai secara bertahap. Selain itu, ketahui juga seberapa mampu tubuh saat mengikuti lomba lari maraton.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya