Ada 10,3 Juta Penyandang Diabetes, Indonesia Masuk Peringkat ke-6 Dunia

Jumlah penyandang diabetes di Indonesia sebanyak 10,3 juta orang, yang menempatkan Indonesia peringkat keenam di dunia.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 12 Des 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 12 Des 2018, 08:00 WIB
Peningkatan diabetes
Indonesia menduduki peringkat keenam dengan penyandag diabetes berjumlah 10,3 juta orang. unsplash

Liputan6.com, Singapura Indonesia tengah menghadapi ancaman diabetes. International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 melaporkan, epidemi diabetes di Indonesia cenderung meningkat. Indonesia menduduki peringkat keenam dengan jumlah penyandang diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang. Jumlah peringkat penyandang diabetes terbanyak, yakni Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brasil, dan Meksiko.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) juga menunjukkan, peningkatan angka prevalensi diabetes cukup signifikan. Prevalensi sebesar 6,9 persen pada 2013 meningkat menjadi 8,5 persen di tahun 2018. Prakiraan jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang, yang kemudian berisiko terkena penyakit lain.

Penyakit-penyakit lain akibat diabetes, misal, serangan jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal. Yang paling membahayakan, diabetes menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Ancaman diabetes bukan hanya mengintai Indonesia. Penyakit tidak menular ini merupakan ancaman serius kesehatan global.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2016 menunjukkan, 70 persen dari total kematian di dunia dan lebih dari setengah beban penyakit diakibatkan diabetes. Sebanyak 90-95 persen dari kasus diabetes adalah diabetes tipe 2. Padahal, sebagian besar kasus diabetes tipe 2 dapat dicegah. Gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyebab maraknya diabetes tipe 2.

Sesuai rilis yang diterima Health Liputan6.com, Selasa (11/1/2018), Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek menyampaikan, upaya efektif mencegah dan mengendalikan diabetes harus difokuskan pada faktor-faktor risiko yang ada.

Beberapa faktor risiko umum penyakit tidak menular di Indonesia relatif masih tinggi, yaitu 33,5 persen penduduk tidak melakukan aktivitas fisik, 95 persen tidak mengonsumsi buah dan sayuran, serta 33,8 persen populasi usia di atas 15 tahun perokok berat.

“Perubahan gaya hidup harus dimasukkan dalam intervensi awal untuk orang-orang yang memiliki faktor risiko,” tegas Menkes Nila saat menjadi salah satu panelis dalam acara "Ministerial Conference on Diabetes (MCOD)" pada 26-27 November 2018 di Singapura.

Perubahan gaya hidup sehat berupa memperbanyak sayur dan buah dapat diterapkan. Lebih banyak berolahraga dan berhenti merokok dapat menjauhkan diri dari diabetes.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Dampak kerugian ekonomi

Diabetes
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek menjadi panelis dalam acara "Ministerial Conference on Diabetes (MCOD)" di Singapura. (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI)

Epidemi diabetes secara global rupanya berdampak pada kerugian ekonomi. Bila tidak segera ditangani serius, dampak kerugian ekonomi akan meningkat, terutama di negara-negara berkembang, seperti kawasan Asia dan Afrika.

Laporan IDF juga menunjukkan, biaya penanganan diabetes mencapai lebih dari 727 miliar dolar AS per tahun atau sekitar 12 persen dari pembiayaan kesehatan global. Data Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menunjukkan, ada peningkatan jumlah kasus dan pembiayaan pelayanan diabetes di Indonesia.

Dari 135.322 kasus diabetes dengan pembiayaan Rp 700,29 miliar pada 2014 menjadi 322.820 kasus dengan pembiayaan Rp 1,877 trilliun pada 2017.

MCOD diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Singapura. Acara itu bertujuan membahas manfaat pencegahan dan pengendalian diabetes secara global.

Para panelis saling berbagi penanganan terbaik, pengalaman dan inovasi dalam memodifikasi tangani faktor risiko diabetes. MCOD juga membahas cara meningkatkan kesehatan masyarakat dan gaya hidup sehat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya