Risiko Terpapar Hujan Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau

Hujan abu tipis mulai turun di beberapa wilayah Banten, bagi Anda dengan kondisi berikut ada baiknya melindungi diri.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Des 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2018, 13:00 WIB
Begini Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau
Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari udara yang terus mengalami erupsi, Minggu (23/12). Dari ketinggian Gunung Anak Krakatau terus mengalami erupsi dengan mengeluarkan kolom abu tebal. (Liputan6.com/Pool/Susi Air)

Liputan6.com, Banten Hujan abu vulkanik tipis dari letusan Gunung Anak Krakatau masih terjadi sampai pagi tadi di beberapa wilayah seperti Cilegon, Anyer, dan Serang. Peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau itu membuat Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menaikkan status Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).

Status Siaga Gunung Anak Krakatau terhitung pukul 06.00 WIB pada Kamis, 27 Desember 2018. Masyarakat diimbau tidak mendekati Anak Gunung Krakatau dalam radius 5 kilometer dari kawah.

Masyarakat juga berhati-hati dengan papatan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau. Abu vulkanik gunung berapi sejenis polusi udara partikel, yang dimuntahkan ke udara sejauh bermil-mil.

Pelepasan gas yang dicampur dengan air dan partikel kecil membentuk sejenis polusi yang disebut vog.

Mengutip laman American Lung Association, Kamis (27/12/2018), abu vulkanik, seperti yang keluar dari Gunung Anak Krakatau berbahaya bagi anak-anak, orang dewasa yang lebih tua dan orang yang punya riwayat penyakit paru-paru seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (COPD).

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:


Hadapi abu vulkanik

Abu Vulkanik Anak Krakatau Hitamkan Kota Cilegon
Abu Vulkanik Anak Krakatau menghitamkam Kota Cilegon. (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Paparan abu vulkanik gunung berapi dapat memicu serangan asma dan menyebabkan mengi, batuk, dan iritasi pernapasan. American Lung Association membuat pedoman aman menghadapi hujan abu vulkanik.

Jika Anda berada di rumah, sebaiknya tetap di dalam rumah sampai abu mengendap. Tutup pintu dan jendela. Lalu letakkan handuk basah di ambang pintu dan jendela.

Jika Anda pergi ke luar rumah, hindari mengemudi. Jika Anda harus mengemudi di area yang terkena dampak, tutup jendela dan ventilasi mobil. Pendingin udara hanya boleh dioperasikan dalam pengaturan "resirkulasi".


Masker khusus

Penampakan jejak abu vulkanis Gunung Anak Krakatau yang tertangkap kamera satelit NASA pada 24 September 2018 (NASA)
Penampakan jejak abu vulkanis Gunung Anak Krakatau yang tertangkap kamera satelit NASA pada 24 September 2018 (NASA)

Yang paling penting, pakailah masker. Tapi jangan mengandalkan masker biasa. Masker biasa dirancang untuk menyaring partikel besar. Hal itu tidak akan membantu karena memungkinkan partikel kecil abu vulkanik yang lebih berbahaya terhirup.

Ada masker khusus dengan harga lebih mahal dengan filter HEPA. Filter itu akan menyaring partikel halus yang berbahaya. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan masker, terutama jika Anda punya riwayat penyakit paru-paru. Selain itu, bisa juga memakai masker N-95.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya