Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang punya resolusi Tahun Baru 2019 untuk hidup lebih sehat, ada beberapa mitos diet yang perlu disingkirkan. Memahami mitos diet bertujuan hidup lebih dapat terwujud.
Leslie Beck, praktisi diet asal Toronto membeberkan, beberapa mitos diet yang masih dipercayai masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Diet detoks pada bulan Januari
Konsumsi makanan dan minuman berlebih sepanjang Desember mendorong banyak orang untuk merencanakan diet ketat untuk mendetoksifikasi racun dalam tubuh, dilansir The Globe and Mail, Selasa (1/1/2019).
Para advokat mengklaim, tubuh dipenuhi dengan racun dalam makanan, alkohol, dan paparan lingkungan buruk, yang dapat memicu kenaikan berat badan, kelelahan, dan berbagai masalah kesehatan. Cara diet detoks dengan berhenti sementara konsumsi makanan tertentu, lalu makan lebih banyak serat, antioksidan.
Sayangnya, tidak ada bukti kalau melakukan detoksifikasi dapat mempercepat pembuangan racun. Tubuh manusia yang sehat sangat efisien dalam menghilangkan atau menetralkan zat beracun.
Hati, saluran pencernaan, ginjal, dan paru-paru dirancang untuk detoksifikasi alami. Intinya, Anda lebih baik makan sehat sepanjang tahun daripada melakukan diet detoksifikasi beberapa kali setahun.
Simak video menarik berikut ini:
Makan lebih banyak protein untuk membentuk otot
Jika latihan membentuk otot ada dalam daftar resolusi, Anda mungkin tergoda untuk meningkatkan asupan protein. Hal itu masuk akal karena makanan kaya protein seperti daging, telur, dan tahu memasok asam amino--bahan pembangun yang digunakan untuk memperbaiki dan membentuk otot setelah berolahraga.
Menurut studi Universitas McMaster 2018 yang melibatkan pria dan wanita, tua dan muda, ada batasan berapa banyak protein yang dapat digunakan otot, yaitu 1,6 gram protein per kilogram berat badan per hari. Mengkonsumsi lebih banyak protein tidak bermanfaat membentuk otot tambahan.
Leslie mengatakan, baiknya konsumsi 20 hingga 30 gram protein setelah latihan kekuatan dan bagi ketercukupan protein dalam tiga kali makan.
Advertisement
Hindari makan buah
Gula alami (fruktosa) dalam buah dikemas dengan serat, vitamin, mineral, antioksidan, dan phytochemical pelindung. Oleh karena itu, setidaknya makan dua porsi buah dalam diet setiap hari untuk meningkatkan asupan serat, vitamin C, folat, kalium, dan flavonoid penangkal penyakit.
Suplemen vitamin tidak bermanfaat
Ada temuan, suplemen multivitamin tidak mampu menangkal penyakit serta pemborosan uang. Namun, suplemen vitamin dan mineral tidak dimaksudkan untuk menangkal penyakit, melainkan menjembatani kesenjangan nutrisi dalam diet.
Jika Anda tidak makan teratur, konsumsi makanan rendah kalori atau punya kondisi kesehatan atau minum obat yang mengganggu penyerapan nutrisi, Anda mungkin mendapat manfaat dari suplemen vitamin.
Konsultasikan dengan ahli gizi atau penyedia layanan kesehatan untuk mengetahui, apakah Anda dapat memetik manfaat dengan mengonsumsi suplemen.
Olahraga teratur lebih unggul dibanding diet
Dibutuhkan banyak olahraga untuk menurunkan kalori yang cukup besar. Misalnya, jika berat Anda 90 kg, maka dibutuhkan sekitar 35 menit jogging, 75 menit jalan cepat atau 110 menit angkat besi untuk membakar 500 kalori.
Selain itu, bukan berarti cukup olahraga dan memangkas kalori mampu turunkan berta badan. Anda bisa makan dalam porsi kecil dengan membatasi makanan penutup dan lainnya.
Berolahraga akan membantu mencegah hilangnya otot yang terkait dengan diet. Jumlah otot yang dimiliki adalah penyumbang terbesar bagi metabolisme.
Pendekatan terbaik untuk menurunkan berat badan adalah kombinasi diet dan olahraga. Ketika ingin melakukan penurunan berat badan, jangan lupa berolahraga.
Advertisement