Liputan6.com, Jakarta Seorang pria Vietnam bernyanyi saat dokter melakukan operasi pada tumor otaknya. Prosedur ini pertama kali dilakukan di Vietnam.
Mengutip Straits Times pada Kamis (31/1/2019), selama operasi yang berlangsung enam jam itu, pria 36 tahun ini menyanyikan lagu kebangsaan Vietnam, serta sebuah lagu populer berjudul Nhu Co Bac Ho Trong Ngay Vui Dai Thang.
Baca Juga
Diketahui, pasien ini bernama Nguyen Trung K. Dia adalah seorang pengusaha di Hanoi. Nguyen mengalami sakit kepala yang sering muncul tiba-tiba di awal tahun lalu. Kondisi ini seringkali makin parah. Namun, dia tetap bekerja hingga suatu hari, sakitnya memuncak dan menimbulkan kejang mirip epileps.
Advertisement
Keluarganya membawa Nguyen ke rumah sakit di mana dia didiagnosis menderita glioma, sebuah bentuk tumor otak yang umum terjadi. Kondisi ini menyebabkan tekanan abnormal dalam tengkorak, menyebabkan sakit kepala, mual, pandangan kabur, berkurangnya indra penciuman, kadar hormon yang tidak normal, hingga kelumpuhan parsial atau gangguan perilaku.
Pada bulan April, Nguyen menjalani operasi konvensional untuk mengangkat tumornya yang terlalu besar (diamter 6 sentimeter). Selain itu, tumor tersebut juga terletak terlalu dekat dengan area fungsional otak yang mengatur keterampilan motorik dan bahasa.
Para dokter takut mengambil risiko untuk mengeluarkan seluruh tumor. Dikhawatirkan, hal tersebut malah membuat pasien bisu dan lumpuh. Kebetulan saja, saat itu beberapa dokter di RS tersebut sedang melakukan studi ke luar negeri untuk belajar tentang operasi sembari pasien tersadar. Di bulan Juni, RS mengundang dua dari Jepang untuk melihat apakah fasilitas itu siap melakuikan teknik ini.
Setelah setengah tahun persiapan, pada 28 Januari lalu, dua dokter dari Jepang bernama Kotoe Kamata dan Takashi Maruyam melakukan operasi pada Nguyen. Untunglah pasien mampu bicara bahasa Inggris sehingga mereka bisa saling berkomunikasi tanpa penerjemah.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â
Pasien bicara selama operasi
Operasi dimulai pada pukul 10 pagi. Namun, Nguyen diberikan anestesi terlebih dulu agar dokter bisa bekerja di sel-sel tumor di area yang tidak kritis. Namun, dia terbangun di sepertiga waktu berikutnya.
"Selama operasi, pasien bicara degan dokter secara normal," kata Deputy Director Viet Nam-Germany Friendship Hospital Dong Van He pada media.
"Pasien diminta menghitung mulai dari satu sampai sepuluh, menjawab pertanyaan dasar tentang nama, keluarga, dan pekerjaannya, melakukan gerakan dasar seperti mengangkat lengan dan kakinya. Dia juga diminta melakukan beberapa lagu secara berurutan."
He mengatakan, dengan cara ini, dokter bisa melihat jika ada sesuatu yang salah pada kemampuan bicara dan motorik pasien secara langsung. Dia menambahkan, sekalipun tidak lebih mahal, namun cara ini lebih sulit karena memerlukan kolaborasi yang hebat antara ahli bedah, ahli anestesi, dan pasien.
"Pasien harus tetap tenang selama tahapan," kata He. "Jika pasien yang sadar panik, berjuang, meronta-ronta, terutama ketika tengkoraknya terbuka dan dokter sedang bekerja, otaknya bisa dislokasi dan risikonya tidak terbayangkan."
Operasi tersebut dilaporkan sukses tanpa ada tanda-tanda komplikasi dari pasien. Bahkan, prosedur serupa direncanakan akan mulai diterapkan oleh ahli bedah Vietnam. Ini juga menjadi pertanda dari kemajuan pesat bagi dunia medis Vietnam.
Operasi semacam ini sendiri sudah sering dilakukan di negara-negara dengan dunia medis yang lebih maju. Dua dokter di Jepang tersebut diketahui memiliki 20 tahun pengalaman dengan prosedur ini.
Advertisement