Liputan6.com, Jakarta Obat nyamuk semprot memang bisa mencegah manusia dari gigitan nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Kandungan Diethyl-meta-toluamide (DEET) yang merupakan bahan kimia ini lazim ditemukan dalam obat antiserangga.
Baca Juga
Advertisement
Sayangnya, penggunaan obat nyamuk semprot, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, tidak begitu akurat memberantas nyamuk Aedes aegypti.
"Kalau obat nyamuk semprot rumahan itu tidak semassal (efektif) layaknya fogging (pengasapan), yang memberantas nyamuk DBD dewasa," ujar Nadia ketika ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta, ditulis Rabu, 6 Februari 2019.
Obat nyamuk semprot yang mengandung sekitar 24 persen DEET hanya memberikan perlindungan selama rata-rata lima jam.
"Perlu membersihkan tempat-tempat umum, yang ada genangan air, misal di taman-taman. Kan suka ada wadah (atau semacam pot), yang tergenang air. Itu lokasi favorit nyamuk DBD berkembangbiak," ujar Nadia.
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Tanaman dan ikan cupang
Agar lebih alami, upaya mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti dengan menanam tanaman pengusir nyamuk. Misal, lavender dan serai.
Anda bisa menanamnya di halaman rumah maupun di pot di dalam rumah. Aroma alami dari kedua jenis tanaman pun lebih tahan lama. Nyamuk DBD tidak menyukai aromanya.
"Ada juga ikan pemakan jentik yang bisa dipelihara. Ikan cupang ini yang memakan jentik-jentik nyamuk DBD," Nadia melanjutkan.
Selain itu, upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) berupa pemberian larvasida untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Fogging (pengasapan) untuk memberantas nyamuk dewasa. Masyarakat juga bisa melakukan 3M (Menguras, Menutup, Mendaur ulang) perlu dilakukan.
"Yang pasti sasar semua tempat perlindungan jentik-jentik nyamuk DBD," ujar Nadia.
Advertisement