Liputan6.com, Jakarta Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan menunjukkan angka stunting di Indonesia sebesar 30,8 persen. Angka ini menurun dibanding data Riskesdas 2013, yang mencapai 37,8 persen.
Menurut Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/BAPPENAS peningkatan konsumsi makanan per kapita memengaruhi penurununan angka stunting.
Baca Juga
"Tahun lalu, konsumsi makanan per kapita di Indonesia meningkat sekitar 5 persen. Bahkan konsumsi kalori pada masyarakat berpendapatan rendah meningkat sekitar 8 persen," kata Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementrian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Arifin Rudiyanto sesuai keterangan rilis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Kamis, (4/4/2019).
Advertisement
Pada tahap kondisi tersebut, tingkat stunting untuk anak di bawah lima tahun di Indonesia turun 7 persen dibanding 2013.
Prevalensi kekurangan berat badan (wasting) menurut Riskesdas 2018 pada anak di bawah lima tahun juga turun 2 persen menjadi 10 persen. Riskesdas 2013 sebelumnya kekurangan berat badan di angka 12 persen.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Pertumbuhan pendapatan
Peningkatan konsumsi per kapita diikuti dengan pendapatan orang Indonesia yang juga naik. Kini, Indonesia berada dalam kondisi transisi ekonomi, yakni kondisi pertumbuhan pendapatan lebih dari 5 persen per tahun.
"Permintaan akan makanan tumbuh lebih dari 4 persen. Adanya perubahan ini tidak bisa dihindari. Ya, karena pertumbuhan ekonomi kita yang cukup cepat. Terlebih lagi ada urbanisasi dan perubahan gaya hidup," Arifin menambahkan.
Faktor-faktor di atas berdampak pada ketahanan pangan dan gizi masyarakat. Indonesia terus berjuang mencapai keberlanjutan dan produktivitas sistem pangan dan gizi.
Advertisement