Liputan6.com, Kanada Pria Kanada (84) mengalami darurat hipertensi (hypertensive emergency) karena keracunan minum teh herbal licorice. Selama seminggu tekanan darahnya makin meningkat.
Tekanan darah sistolik (antara 180 dan 210 mmHg) yang dialami pria yang tidak disebutkan namanya itu muncul dengan gejala sakit kepala, nyeri dada, dan kelelahan. Kondisi tekanan darah tinggi darurat pria itu mencapai angka 196/66 mm Hg.
Advertisement
Baca Juga
Pasien juga menyampaikan, ia telah mengonsumsi satu hingga dua gelas ekstrak teh herbal dari akar licorice buatan sendiri, yang disebut "erk sous." Ia pun meminumnya setiap hari selama dua minggu.
Melansir jurnal CMAJ (Canadian Medical Association Journal), Kamis (30/5/2019), pria juga didera edema paru ringan, suatu kondisi yang ditandai dengan gejala sulit bernapas akibat penumpukan cairan di dalam kantong paru-paru (alveoli).
Kondisi ini dapat terjadi tiba-tiba maupun berkembang dalam jangka waktu lama. Peneliti Jean-Pierre Falet dari Departemen Neurologi, Universitas McGill, Montréal mengungkapkan, pasien ternyata memiliki riwayat hipertensi.
"Pengukuran tekanan darah yang dilakukan empat bulan sebelumnya menunjukkan, angka yang terkontrol (125/60 mm Hg). Dia juga memiliki riwayat penyakit arteri koroner, diabetes tipe 2, dan dislipidemia (kondisi yang terjadi saat kadar lemak dalam aliran darah terlalu tinggi atau terlalu rendah). Tapi dia tidak menyadari, teh herbal licorice yang menjadi penyebab tekanan darahnya meningkat drastis," jelas Falet.
Â
Simak video menarik berikut ini:
Keracunan Teh Herbal
Teh licorice termasuk jenis teh herbal yang populer di Timur Tengah dan beberapa negara Eropa. Erk sous sangat populer di Mesir selama bulan Ramadan.
Penelitian berjudul Quebec Hypertensive emergency induced by licorice tea yang dipublikasikan pada 27 Mei 2019 mengungkapkan bahwa licorice dapat memperburuk tekanan darah tinggi pada pasien dengan hipertensi. Beberapa kasus krisis hipertensi yang dipicu licorice bisa mengancam pasien.
Pasien dapat mengalami gagal jantung dengan edema paru, ensefalopati hipertensi (sindrom akibat dari peningkatan tekanan arteri mendadak tinggi yang dapat memengaruhi fungsi otak), dan stroke. Efek samping lainnya, yakni miopati hipokalemik (kelemahan otot), rhabdomiolisis (kerusakan otot), dan aritmia jantung.
Dalam keracunan licorice dengan darurat tekanan darah tinggi baru dirasakan setelah 1 minggu konsumsi harian teh hingga mencapai puncaknya sekitar 2 minggu, ujar Falet.
Advertisement
Berhenti Minum Teh Licorice
Untuk menangani keracunan teh herbal licorice, pasien harus berhenti minum teh tersebut. Sang pria dirawat di rumah sakit selama 13 hari dan berhenti minum teh licorice.
Setelah menyetop konsumsi teh tersebut, tekanan darah pasien berangsur-angsur membaik. Fatel menjelaskan tekanan darah mencapai 140/80 mm Hg pada saat ia keluar dari rumah sakit.
Saat sesi konsultasi tiga minggu kemudian, tekanan darahnya normal 110/57 mm Hg dan ia merasa sehat. Sejak masuk ke rumah sakit, ia tidak lagi minum ekstrak licorice.
Â