2 Jam, Durasi Terbaik Dapatkan Manfaat Berada di Alam Terbuka

Sering-sering berada di alam terbuka selama dua jam

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 19 Jun 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2019, 09:00 WIB
Traveling Liburan Jalan-Jalan
Ilustrasi Foto Traveling (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Menghabiskan waktu terpapar dengan alam terbuka seperti pedesaan, pegunungan, dan pantai memiliki manfaat bagi tubuh. Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa dua jam merupakan durasi yang dibutuhkan untuk benar-benar mendapatkan efek positifnya.

Sebuah studi pada 2016 menemukan bahwa hidup di daerah dengan ruang terbuka hijau lebih tinggi, mengurangi risiko kematian, khususnya penyakit kardiovaskular. Namun, penelitian itu tidak menyatakan berapa waktu yang tepat untuk mendapatkan manfaatnya.

Mengutip Medical News Today pada Selasa (18/6/2019), para peneliti di University of Exeter Medical School, Inggris dan Uppsala University di Swedia mencoba memahami hubungan antara waktu yang dihabiskan di alam per minggu, dengan kesehatan dan kesejahteraan yang dilaporkan sendiri.

Mereka menemukan, tidak ada manfaat yang signifikan untuk kesehatan dan kesejahteraan dari paparan alam, hingga para peserta mencapai dua jam. Tambahan waktu juga tidak membuat perbedaan drastis dan tidak meningkatkan efek positifnya.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

Target yang Realistis

Travel - traveling (iStock)
Ilustrasi traveling. (iStockphoto)

"Dua jam seminggu diharapkan menjadi target yang realistis bagi banyak orang, terutama mengingat bahwa itu bisa dilakukan sepanjang minggu untuk mendapatkan manfaatnya," kata pimpinan studi, Dr. Mathew P. White.

Para peneliti mengambil data dari 20.264 orang. Para peserta juga mendapatkan sejumlah pertanyaan mengenai kesehatan dan kesejahteraan, serta kepuasan akan hidup.

Para responden juga mendapatkan pertanyaan tentang seberapa sering mereka terpapar alam dalam tujuh hari terakhir. Misalnya di taman, kanal, pantai, pedesaan, pertanian, hutan, bukit, dan sungai. Menghabiskan waktu di kebun pribadi tidak termasuk.

Pertanyaan lain yang diberikan seputar durasi kepergian, hingga jenis kelamin, usia, rata-rata olahraga setiap minggu, kepemilikan anjing, status ekonomi, dan status hubungan.

Saran Bagi Praktisi Kesehatan

Gejala Alam Biotik dan Abiotik
Gejala Alam Biotik dan Abiotik (sumber: istockphoto)

Para peneliti mengatakan, temuan ini bisa menjadi saran agar praktisi kesehatan mampu merekomendasikan pasiennya untuk bisa lebih banyak menghabiskan waktu di alam.

"Ada banyak alasan mengapa menghabiskan waktu di alam mungkin baik untuk kesehatan dan kesejahteraan, termasuk mendapatkan perspektif tentang keadaan hidup, mengurangi stres, dan menikmati waktu berkualitas bersama teman dan keluarga," kata salah satu penulis, Profesor Terry Hartig menjelaskan.

Para peneliti menambahkan, faktor-faktor lain seperti kelas sosial, aktivitas fisik, hingga status ekonomi, tidak mempengaruhi manfaat dari terpapar alam selama dua jam.

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya