Rumah Sakit Bukan Hanya Merawat Pasien Tapi Juga Keluarganya

CEO RS Mount Elizabeth Singapura menceritakan beberapa momen menarik seputar kedekatan mereka dengan pasien

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 11 Jul 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2019, 20:00 WIB
Di Rumah Sakit Ini, Olga Syahputra Meninggal Dunia
Di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Olga Syahputra menghembuskan nafas terakhirnya, Singapura, Pada pukul 16.17 wib, Jumat (27/3/2015).(AFP Photo/Roslan Rahman)

Liputan6.com, Jakarta Dokter bukan sekadar petugas yang memeriksa dan merawat penyakit seseorang. Mereka punya tugas yang lebih dari itu dalam kehidupan pasien beserta keluarganya, ketika mereka berada di rumah sakit (RS).

"Yang paling penting dari yang kami lakukan adalah, kami tidak hanya mencoba menyembuhkan pasien tetapi juga keluarganya. Pasien tidak datang sendiri, mereka datang bersama keluarganya," kata Chief Executive Officer Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena Singapura, Stephens Lo.

"Anda tidak hanya merawat satu orang, tapi lebih dari itu."

Chief Executive Officer Rumah Sakit Mount Elizabeth Dr. Noel Yeo juga menceritakan sebuah momen menarik tentang bagaimana cara pihak RS membuat pasien dan orang sekitarnya merasa nyaman.

"Kami punya banyak cara yang tidak mungkin diceritakan, tapi saya punya satu cerita tahun lalu," kata Yeo pada Health Liputan6.com, ditemui di Kuningan, Jakarta, ditulis Kamis (11/7/2019).

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Acara Pertunangan Pasien Kanker Paru

CEO RS Mount Elizabeth Singapura
CEO RS Mount Elizabeth Singapura mengungkapkan beberapa strategi yang mereka miliki untuk bertahan selama 40 tahun (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Ada seorang pasien kanker paru yang melakukan pertunangan di rumah sakit ketika dia dalam perawatan penyakitnya.

"Jadi kami bikin upacara, staf membuatkan makanan, bermain gitar untuknya, mengundang pastor dari gereja untuk memimpin upacara pertunangannya untuk dia dan kekasih perempuannya," Yeo berkisah.

Momen bagaimana membuat pasien merasa lebih baik itu, diakui Yeo, meninggalkan kesan bagi pihak rumah sakit. Apalagi, pria ini sudah mengalami stadium 4 kanker paru.

Sayangnya, dia meninggal sekitar tiga minggu setelah pertunangan itu.

"Tapi paling tidak dia merasa bahagia dengan mewujudkan mimpinya."

Merasa Sering Kehilangan

Dokter Pria
Ilustrasi Foto Dokter Laki-laki (iStockphoto)

Di sini, Yeo mengatakan bahwa mereka bukanlah pencipta keajaiban yang bisa menyembuhkan segala jenis penyakit.

Meski begitu, setiap pasien yang datang adalah manusia yang membutuhkan pelayanan, kepedulian, serta kasih sayang. Bukan hanya pada pasien tetapi juga untuk keluarganya.

Yeo juga bercerita bahwa dia pernah menangani seseorang pasien yang sangat dekat dengan dirinya. Dia meninggal baru-baru ini.

"Saya dan petugas diundang ke pemakamannya. Keluarganya meminta saya untuk mengangkat peti untuk dimasukkan ke mobil dan dibawa ke krematorium," kata Yeo yang mengawali karir sebagai dokter keluarga ini.

"Ini tidak mudah, sangat emosional. Karena kami menjadi sering merasa kehilangan setelah itu."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya