Perokok Makin Banyak, Kunjungan Pasien Kanker Paru Meningkat 10 Kali Lipat

Data RS Persahabatan menemukan angka kunjungan pasien kasus baru kanker paru meningkat hingga 10 kali lipat dalam 15 tahun

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 01 Agu 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2019, 16:00 WIB
20160205-Kanker Paru Paru-iStockphoto
Ilustrasi Kanker Paru Paru (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kanker paru menjadi salah satu penyakit mematikan yang banyak dialami orang Indonesia. Sulitnya deteksi gejala awal menjadi penyebab banyak orang terlambat menanganinya.

Menurut data Pusat Rujukan Respirasi Nasional Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta menemukan adanya peningkatan kunjungan pasien kanker paru. Angkanya hingga 10 kali lipat dibandingkan 15 tahun lalu.

Dalam konferensi pers memeringati Hari Kanker Paru Sedunia 2019, dokter spesialis paru Sita L. Andarini mengatakan pada 2010 hanya ditemukan sekitar 500 kasus baru. Namun, di 2018, angkanya melonjak mencapai 2.400 kasus baru. Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan jumlah angka perokok.

"Faktor risiko utama adalah rokok. Perokok aktif memiliki risiko 13 kali lipat terkena kanker paru sedangkan pada perokok pasif risikonya empat kali lipat terkena kanker paru," kata Sita di Kantor Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Jakarta, ditulis Kamis (1/8/2019).

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Kanker Paru, Kanker dengan Angka Kematian Tertinggi

20160205-Kanker Paru Paru-iStockphoto
Ilustrasi Kanker Paru Paru (iStockphoto)

PDPI mengungkapkan kanker paru adalah kanker dengan angka kematian tertinggi di dunia. Setidaknya, sekitar 1,7 juta orang meninggal akibat penyakit tersebut.

Data Globocan mengungkapkan, kanker paru menjadi jenis kanker yang paling banyak dialami oleh pria Indonesia, sementara pada perempuan berada di peringkat ke lima.

Bisakah Polusi Udara Sebabkan Kanker Paru?

Penyebab Kanker Paru-paru
Bahan Kimia / Sumber: iStockphoto

Terkait polusi udara, masalah tersebut memang bisa menimbulkan kanker paru. Namun, hanya apabila terpapar dalam waktu yang sangat lama.

Persentase risikonya pun terbilang kecil. Hanya empat persen berdasarkan data dari RS Persahabatan dan tiga sampai lima persen jika mengacu pada berbagai studi di luar negeri.

Sita mengatakan, polusi udara yang terdistribusi dan bisa dicegah merupakan alasan mengapa rokok lebih berbahaya sebagai penyebab kanker paru.

"Rokok sudah jelas bahan kimianya banyak, karsinogennya sedemikian banyak dan diisap secara langsung. Kalau polusi masih bisa pakai masker," kata Sita.

Walau polusi udara juga berbahaya, namun ketika seseorang terpapar asap kendaraan atau industri dengan kadar yang sama dengan asap rokok, biasanya akan timbul gejala seperti mata perih dan lain-lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya