Liputan6.com, Tangerang Sekitar 3.600 dokter jantung atau kardiolog dari 10 negara Asia berkumpul di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten untuk mengikuti Asean Federation Cardiology Congress (AFCC) ke 24. Berbagai kasus penyakit jantung yang sering terjadi di masing-masing negara dibahas secara tuntas, mulai dari gejala sampai tingkatan terparah.
Kegiatan yang diselenggarakan dari Jumat hingga Minggu, 22 September 2019 itu, berbarengan juga dengan Annual Scientific Meeting of the Indonesia Heart Association (Asmiha) ke 28.
Baca Juga
"Awalnya kami menargetkan ada 3 ribu kardiolog yang ikut serta dari 10 negara anggota, namun ternyata melebihi bisa mencapai 3.600 lebih, dan ini terbanyak pesertanya dalam sejarah terbentuknya organisasi ini," ungkap Ketua Panitia Asmiha 2p19, dr Antonia Anna Lukito, saat menggelar press konferens di ICE BSD.
Advertisement
Jumlah abstrak atau artikel ilmiah yang masuk pun bisa mencapai 6000an. Semuanya terpajang apik di area pameran kegiatan.
Setiap kongres selalu ada tema kasus dalam penanganan penyakit jantung. Tahun ini, para kardiolog Indonesia mengangkat tema penanganan 'Penyakit Jantung Rematik'.
"Untuk kasus ini di Indonesia masih banyak terjadi, meski di negara seperti Malaysia dan Singapura angkanya sudah minim. Tapi pada kongres kali ini dibahas, kupas tuntas penanganannya," ujar Antonia.
Â
Berbagi Informasi
President Asean Federation of Cardiology, dr Anwar Santoso mengatakan, melalui kongres ini, setiap kemajuan dan perkembangan ilmu serta teknologi di bidang kardio di dunia ini, bisa mendapatkan informasi terbarunya.
"Kami percaya, pertemuan AFCC ini akan merangsang pertukaran ide kreatif dan seirama dengan upaya pencapaian target penurunan penyakit kardiovaskular sebanyak 30 persen pada 2030 nanti," tuturnya di kesempatan yang sama.
Makanya, bukan hanya delegasi dari 10 negara anggota yang tergabung dalam Asean Federation of Cardiology saja yang hadir. Melainkan delegasi dari organisasi serupa dari Amerika, negara-negara Eropa, serta Jepang.Â
Advertisement