Cara Aman Beri Obat Sembelit pada Anak

Setiap orang tentunya pernah mengalami sembelit, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2019, 13:00 WIB
5 Alasan Susah BAB
Jika Anda sering mengalami sembelit atau susah Buang Air Besar (BAB), Anda tidak sendirian

Liputan6.com, Jakarta Sembelit atau sulit buang air besar (BAB) merupakan kondisi yang sering terjadi. Setiap orang tentu pernah mengalami sembelit, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

BAB merupakan fase akhir dari proses pencernaan. Ketika sisa-sisa makanan yang sudah termetabolisme oleh tubuh mengalami berbagai proses, ampasnya akan dikeluarkan dalam bentuk feses.

"Kesulitan untuk mengeluarkan feses inilah yang kita sebut sebagai sembelit," ucap Dr. Ade Djanwardi Pasaribu, ahli gastrohepatologi anak, Kamis, 27 September 2019.

Pada anak-anak, kondisi ini begitu menganggu. Perut bisa terasa sakit dan anak mengalami kesulitan untuk mengeluarkan fesesnya yang sudah menumpuk dan keras.

"Ketika feses mengeras dan anak mengalami kesulitan BAB, perut akan terasa sakit. Itu bisa saja mengurangi keinginan anak untuk BAB," tambah Dr. Ade.

Umumnya, bayi yang baru lahir biasanya akan buang air besar sebanyak 5-6 kali per hari. Sedangkan ketika menginjak usia 6 bulan, frekuensi BAB mungkin akan mulai berkurang.

"Kalau misalnya kurang dari itu, sudah bisa disebut sebagai sembelit," ucap Dr. Ade dalam live Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia terkait Sembelit pada Anak. 

 

Pemberian obat lewat anus

Ketika anak mengalami sembelit, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan memberi obat yang dimasukkan melalui anus. Tujuannya untuk melancarkan pembuangan feses yang sudah mengeras dan menumpuk.

"Pemberian obat melalui anus sebetulnya aman apabila tergantung dengan tujuannya. Kalau tujuannya untuk mengeluarkan kotoran yang sudah menumpuk dalam seminggu atau lebih, itu memang harus dikeluarkan dengan cara apa pun," ucap Dr. Ade.

Dr. Ade menambahkan, apabila digunakan setiap hari untuk melancarkan BAB, maka itu tidak baik. Karena BAB seharusnya terjadi dengan sendirinya.

Pemberian obat melalui anus ini juga harus dilakukan dengan perlahan dan tidak mengejutkan sang anak. Karena apabila anak trauma, ia akan semakin sulit untuk BAB dan tidak mau diberikan obat melalui anus lagi.

"Memasukkan obat harus dengan lemah lembut. Kalau sudah menumpuk, memberikan obatnya bukan dengan menyodok. Tetapi harus dioleskan pada bagian sekitar anus, pada bagian pinggir-pinggir. Agar bisa melicinkan jalannya feses," ucap Dr. Ade.

 

 

Penulis: Diviya Agatha

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya