Liputan6.com, Jakarta Vaksin virus corona (COVID-19) tengah dinanti-nantikan di seluruh dunia. Para peneliti dunia berupaya keras membuat vaksin virus corona. Namun, untuk memeroleh vaksin virus corona membutuhkan waktu yang tidak singkat.Â
Ditemui di Gedung Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Komplek Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif menjelaskan, alasan pembuatan vaksin virus corona memakan waktu lama.
Advertisement
"Virus ada dua jenis, yaitu RNA (ribonucleic acid)Â dan DNA. Virus corona masuk kategori RNA. RNA ini punya satu rantai, yang cenderung berubah-ubah (mutasi, berkembang). Ya, seperti halnya mesin replikasi," jelas Syahrizal, kemarin (4/3/2020).
"Karena punya sifat berubah-ubah ini, kita akan sulit mendapatkan vaksin dalam waktu cepat."Â Â
Dari History of Vaccine, virus RNA lebih cepat bermutasi ketimbang virus DNA. RNA pun pada dasarnya berasal dari binatang. Jenis virus ini biasa menginfeksi binatang, yang kemudian menular pada manusia.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Rentang 3 Tahun Membuat Vaksin
Lain pula dengan virus jenis DNA, yang relatif stabil. Virus jenis DNA yang berasal dari manusia punya dua rantai.
"Contoh virus jenis DNA adalah hepatitis. Bikin vaksinnya pun mudah, tapi tetap butuh waktu ya. Dia punya dua rantai dan relatif stabil. Artinya, tidak berubah-ubah," Syahrizal menerangkan.
Oleh karena itu, harus ada tindakan serius dan kolaborasi sektor pemerintah untuk merealisasikan vaksin virus corona. Butuh waktu sekitar tiga tahun untuk membuat vaksin.
Ketua Umum IAKMI Ede Surya Darmawan menambahkan, pemerintah harus menggerakkan peneliti-peneliti di Indonesia sehingga vaksin corona dapat dibuat.
"Memang kalau (vaksin) virus rada susah. Karena kedepan, bisa jadi berbagai virus baru akan muncul lagi. Saya pikir, ini pelajaran berharga, bahwa kita bagian dari bangsa itu mesti bersatu," lanjut Ede. Â
Advertisement