Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Jawa Barat memutuskan untuk seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan metode jarak jauh. Hal itu untuk mengantisipasi terpaparnya pelajar sekolah di Jawa Barat dari penyakit COVID-19.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, kegiatan belajar mengajar metode jarak jauh tersebut akan dilakukan selama dua pekan atau 14 hari mendatang. Ridwan Kamil mengatakan materi belajar mengajar tersebut berupa kurikulum khusus yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Baca Juga
“Apa itu kurikulumnya ? Kurikulumnya setengahnya dalam dua minggu itu adalah kurikulum pendidikan tentang virus SARS-CoV-19 (pemicu penyakit COVID-19). Dengan interaktif dan teknologi, jadi anak - anak itu belajar di rumah, mengerjakan PR, tanya jawab via HP (hand phone) dengan gurunya. Sehingga akhirnya anak - anak ini menjadi agen edukasi,” kata Ridwan di Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat, Bandung, 15 Maret 2020.
Advertisement
Ridwan mengaku dengan adanya mata pelajaran soal penyakit COVID-19, diharapkan para pelajar dapat menyebarluaskan informasi tersebut di lingkungannya. Materi belajar soal COVID-19 ini, hanya menghabiskan setengah materi inti pelajaran sekolah.
Tingkatan sekolah yang diputuskan belajar mengajar jarak jauh ini, mulai dari TK, PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK. Untuk perguruan tinggi, Ridwan menghimbau agar melakukan hal serupa.
“Beberapa kabupaten kota telah mengumumkan soal kegiatan belajar mengajar metode jarak jauh ini kepala daerahnya. Seperti diantaranya di daerah Depok, Bekasi, Bandung dan Karawang,” ucap Ridwan
Mulai dari TK-SMA/SMK sederajat
Tingkatan sekolah yang diputuskan belajar mengajar jarak jauh ini, mulai dari TK, PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK. Untuk perguruan tinggi, Ridwan menghimbau agar melakukan hal serupa.
“Beberapa kabupaten kota telah mengumumkan soal kegiatan belajar mengajar metode jarak jauh ini kepala daerahnya. Seperti diantaranya di daerah Depok, Bekasi, Bandung dan Karawang,” ucap Ridwan
Advertisement