Tiga Faktor yang Buat Virus Corona Lebih Berisiko Menginfeksi Seseorang

Secara umum, virus seperti virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 lebih mudah menginfeksi seseorang karena tiga faktor

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Mar 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2020, 11:00 WIB
Covid-19 Jadi Nama Penganti Virus Corona
Covid-19, Nama Baru Corona: Petugas laboratorium menguji sampel dari orang yang akan diuji untuk virus corona COVID-19 di sebuah laboratorium di Shenyang, provinsi Liaoning, China, Rabu (12/2/2020). WHO kini tidak lagi menyebut virus yang merebak di China sebagai Virus Corona Baru. (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Saat ini, para peneliti dunia tengah berlomba untuk mempelajari virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Khususnya dengan tujuan mencari obat atau vaksinnya.

Meski dinilai tidak lebih mematikan daripada SARS atau MERS, namun penyebaran virus corona SARS-CoV-2 yang sangat cepat tetap membuatnya berbahaya bagi kesehatan.

Prof. Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan bahwa ada tiga hal yang membuat sebuah virus lebih berisiko menginfeksi seseorang dan menyebabkan penyakit.

"Setiap orang memiliki risiko infeksi. Namun risiko infeksi itu dipengaruhi oleh minimum ada tiga faktor," kata Amin dalam sebuah temu media di kantor Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta beberapa waktu yang lalu, ditulis Senin (16/3/2020).

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Penjelasan Ketiga Faktor Tersebut

Virus Corona COVID-19 dari Mikroskop
Gambar menggunakan mikroskop elektron yang tak bertanggal pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 (oranye) muncul dari permukaan sel (hijau) yang dikultur di laboratorium. Sampel virus dan sel diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Amin mengatakan, yang pertama adalah dosis virusnya. Di sini, apabila ada banyak virus yang masuk ke dalam tubuh, maka seseorang lebih berisiko terkena infeksi. Situasi ini rentan terjadi pada para tenaga kesehatan yang menangani pasien secara langsung.

"Misalnya petugas rumah sakit, itu kan kena dosis virus kan banyak, satu hari dia merawat pasien misalnya, jadi terpapar virus," kata Amin menjelaskan.

Yang kedua adalah virulensi atau keganasan virus. Dalam kasus SARS-CoV-2, Amin tidak melihat adanya perubahan secara drastis terkait keganasan dalam virus penyebab COVID-19 tersebut.

"Virulensi sejauh ini kita mengamati tidak ada perubahan drastis dari virulensinya," kata Amin.

Sementara yang ketiga adalah kekebalan tubuh manusia. Amin mengatakan, apabila daya tahan tubuh seseorang bagus, risiko infeksinya akan kecil. Untuk itu, dokter spesialis paru Feni Fitriani mengatakan, demi mencegah penyakit, imunitas tubuh haruslah dijaga.

"Artinya semua harus dilakukan secara seimbang. Artinya daya tahan tubuh kita nih yang harus diperbesar," kata Feni. Di sini, menjaga kesehatan harus dilakukan dengan istirahat cukup, makan teratur, serta berolahraga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya