Kata Dekan FKUI Soal Teori Herd Immunity untuk Atasi Corona COVID-19

Dekan FKUI mengatakan, tidak perlu menunggu herd immunity untuk mengatasi COVID-19 jika tak ingin ada korban lebih banyak

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 29 Mar 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2020, 17:00 WIB
Ilustrasi orang pakai masker saat wabah Virus Corona COVID-19 di Indonesia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Ilustrasi orang pakai masker saat wabah Virus Corona COVID-19 di Indonesia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Liputan6.com, Jakarta Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Ari Fahrial Syam turut berkomentar mengenai teori herd immunity yang beredar di masyarakat di tengah merebaknya COVID-19 di Indonesia. Herd immunity adalah kekebalan kelompok yang terbentuk secara alami atau pun melalui vaksinasi. 

Ari mengatakan bahwa teori ini merupakan salah satu dari banyak teori yang beredar seputar infeksi virus corona atau COVID-19. Namun, dalam kondisi saat ini yang terpenting adalah menemukan kasus dan segera melakukan isolasi pada pasien.

"Kita tidak bisa menunggu nanti akan tercapai herd immunity. Sampai kapan itu terjadi?" kata Ari beberapa waktu lalu, ditulis Minggu (29/3/2020).

"Apakah memang begitu banyak korban, kita tunggu dulu?" ujar dokter spesialis penyakit dalam ini menambahkan dalam temu medianya yang diselenggarakan secara daring pada Jumat pekan lalu.

Sehingga, yang terpenting saat ini adalah mengikuti anjuran dari pemerintah untuk belajar dari rumah, bekerja dari rumah, serta beribadah dari rumah.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

Berisiko Musnahkan Satu Generasi

Masyarakat Tetap Gunakan Transportasi Umum
Sejumlah calon penumpang menunggu kedatangan KRL Commuter Line di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (7/3/2020). Masuknya virus Corona atau Covid-19 di Indonesia belum mempengaruhi minat masyarakat untuk tetap bepergian menggunakan transportasi umum. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) mengatakan bahwa apabila Indonesia menerapkan teori herd immunity, jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 akan menjadi fantastis. Mereka menyatakan, dampaknya adalah kematian massal pada usia produktif hingga hilangnya satu generasi.

"Dampaknya adalah PENINGKATAN JUMLAH KEMATIAN. KEMATIAN MASSAL ini bisa terjadi di kelompok usia produktif sehingga mengakibatkan hilangnya sebuah generasi," tulis PAPDI dalam kajian yang disampaikan pada Ketua Gugus Tugas Percepatan Pengendalian COVID-19 dan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia tersebut.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa herd immunity adalah situasi ketika proporsi populasi yang cukup kebal terhadap penyakit menular (lewat vaksinasi dan/atau antibodi infeksi sebelumnya), membuat penyebaran antar manusia kemungkinan berhenti.

Ini berarti akan ada herd immunity yang berasal dari vaksinasi atau orang yang sudah terinfeksi dan dapat sembuh, akan lebih sedikit orang yang bisa terinfeksi, karena penyebaran virus dari orang ke orang cukup sulit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya