Jubir COVID-19: Kena DBD dan COVID-19 Bersamaan Berisiko Fatal Bagi Pasien Muda

Jubir COVID-19 kembali meminta warga agar mewaspadai ancaman DBD di tengah pandemi COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 22 Apr 2020, 16:13 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 11:00 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto. (dok BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto kembali meminta masyarakat untuk mewaspadai demam berdarah dengue (DBD) di tengah ancaman infeksi virus corona.

Pernyataan ini disampaikan Yuri dalam konferensi persnya di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana hari Selasa sore kemarin.

"Apabila ini kemudian terjadi bersamaan dengan infeksi COVID-19, maka angka kesakitan akan semakin meningkat," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan ini, ditulis Rabu (22/4/2020).

"Akan terlihat kecenderungan penderita COVID-19 yang meninggal adalah pada usia yang masih muda," kata Yuri.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

Berantas Sarang Nyamuk di Rumah

Nyamuk
Ilustrasi Foto Nyamuk (iStockphoto)

Yuri mengatakan bahwa DBD berisiko terjadi di masa pancaroba. Ia mengungkapkan seringkali di periode ini, terdapat peningkatan kasus demam berdarah di masyarakat.

Maka dari itu, Yuri meminta warga agar melakukan tindakan pencegahan DBD di rumah dan bersama keluarga dengan berbagai strategi yang ada.

"Lakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah kita bersama keluarga kita," ujarnya.

Cara lain yang harus dilakukan untuk mencegah DBD adalah dengan menguras dan membersihkan tempat penyimpanan air, menutup penampungan air, serta membuat atau mendaur ulang barang bekas agar tidak menjadi tempat penampungan air.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya