Jangan Mudik, Perjalanan Bakal Tidak Aman dari COVID-19

Mudik ke kampung halaman meningkatkan risiko tertular maupun menularkan COVID-19.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 22 Apr 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 17:00 WIB
Begini Suasana Terminal Kampung Rambutan
Sejumlah calon pemudik bersiap memasuki bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Terminal Kampung Rambutan masih melayani penumpang menjelang pelarangan mudik Lebaran 2020 guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19 pada Jumat 24 April mendatang. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Guna menekan angka orang yang terinfeksi COVID-19, pemerintah meminta masyarakat tidak mudik di 202o. Jika nekat mudik ke kampung halaman untuk merayakan Idulfitri ada risiko selama perjalanan mudik terpapar virus Corona.

"Sekali lagi jangan mudik, jangan bepergian. Pastikan kita tidak menular dan menulari karena perjalanan kita tidak aman," kata Jjuru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers pada Rabu (22/4/2020).

Bila tetap mudik, akan sangat mungkin bertemu dan kontak dekat dengan orang tanpa gejala atau gejala ringan COVID-19. Misalnya saat berada di kendaraan umum, stasiun, terminal, rest area bahkan toilet umum seperti disampaikan Yuri.

 

Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Virus Corona atau Covid 19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB di Jakarta, Senin (23/3/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Bisa saja, orang tanpa gejala adalah diri sendiri yang nantinya malah menularkan COVID-19 di kampung halaman.

"Oleh karena itu, mari kita lindungi keluarga kita yang ada di kampung halaman," kata pria berkacamata itu.

Lagipula, bila pemudik berasal dari daerah dengan kasus yang tinggi, saat berada di kampung halaman akan menjalani masa karantina 14 hari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya