Liputan6.com, Jakarta Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menyatakan bahwa meski calon vaksin COVID-19 dari Tiongkok tengah diuji klinis di Indonesia, pengembangan vaksin Merah Putih atau vaksin COVID-19 buatan dalam negeri tetap dijalankan.
"Perkembangan vaksin kita masih jalan terus, sudah dalam proses mengembangkan antigennya, sekitar 40 persen-lah," kata Direktur LBM Eijkman Profesor Amin Soebandrio saat dihubungi Health Liputan6.com pada Selasa (11/8/2020).
Baca Juga
"Jadi gen yang sudah kita isolasi, diamplifikasi dari virus yang beredar di Indonesia, terus kita clone, sudah dimasukkan ke dalam sel yang akan memproduksi itu," ujarnya.
Advertisement
Amin menjelaskan, produksi protein rekombinan yang berupa antigen akan diekspresikan oleh sel tadi. Apabila hal itu sudah berhasil dikarakterisasi dengan baik mereka akan melakukan tindakan lanjutan berupa uji kandidat vaksin pada hewan.
"Kita harapkan di dua sampai tiga bulan ke depan mulai mengerjakannya," kata Amin.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Target Uji Klinis Awal Tahun Depan
Lebih lanjut, Amin mengatakan bahwa ditargetkan awal tahun depan, uji klinik untuk vaksin Merah Putih sudah bisa dilakukan.
"Target kita kan awal tahun depan, Februari atau Maret, kita harus sudah memberikannya kepada industri untuk dilanjutkan dengan uji klinik," kata Amin.
Untuk uji klinik sendiri, Amin mengatakan bahwa belum ada rencana spesifik terkait industri yang akan digandeng untuk melakukan uji klinik tahun depan.
Selain itu, ia juga menambahkan untuk menentukan serta seberapa besar relawan yang akan dibutuhkan dalam suatu uji klinik, adalah keputusan dari pihak industri.
"Itu tugasnya industri. Bukan porsinya Lembaga Eijkman lagi, walaupun Lembaga Eijkman tetap akan mengawal, yang mengatur adalah pihak industri. Jadi Eijkman hanya menyiapkan bibit vaksinnya saja."
Sementara untuk tahap komersil, Amin memperkirakan vaksin Merah Putih baru benar-benar bisa digunakan secara luas di akhir 2021.
Advertisement