Pandemi COVID-19 Bikin Dilema Pasien Diabetes Pergi ke Puskesmas

Seorang pasien diabetes mengungkapkan keraguan untuk pergi ke puskesmas atau rumah sakit di masa pandemi COVID-19.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 19 Agu 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 15:00 WIB
Diskusi Virtual, Diabetes di era pandemic COVID-19: Ancaman atau Bukan?
Osy Machrosin (jas hitam) Pasien Diabetes/ Komunitas Sobat Diabetes, dr. Roy Dokter Spesialis Endokrin (kemeja batik), Rabu, 5 Agustus 2020. Foto: WSW.

Liputan6.com, Jakarta Pasien diabetes dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter apabila memiliki gejala yang mirip dengan flu, seperti demam, batuk, dan kesulitan bernapas. Sehingga mereka bisa segera mendapatkan pertolongan yang tepat. Namun, pandemi COVID-19 membuat sebagian diabetesi juga deg-degan bila ke fasilitas layanan kesehatan. 

Osy, seorang pasien diabetes mengungkapkan ada rasa ragu untuk pergi ke puskesmas atau rumah sakit di masa pandemi ini.

"Tapi saya mengerti betul bahwa saya sebagai penderita diabetes harus tetap sehat dan mengontrol kadar gula darah tetap dalam kisaran target dengan cara tetap berobat dan berkonsultasi dengan dokter," katanya dalam keterangan pers Weber Shandwick We Solve beberapa waktu lalu ditulis Selasa (18/8/2020).

“Karena yang kami hadapi adalah apabila terinfeksi COVID-19 dan gula darah tidak terkontrol, akibatnya COVID-19 akan menjadi lebih berat, di sisi lain apabila menghentikan konsultasi dengan dokter dan mengabaikan kontrol gula darah, walaupun kami di rumah saja dan terhindar dari COVID-19, risiko komplikasi yang akan membayangi. Oleh karena itu, saya tetap pergi kontrol ke rumah sakit, tentunya dengan mematuhi protokol keselamatan yang berlaku,” tambahnya.

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara menjaga kesehatan selama masa adaptasi kebiasaan baru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta senantiasa mensosialisasikan Gerakan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sebagai protokol kesehatan mandiri untuk masyarakat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini:


Ketakutan Meningkatkan Risiko Komplikasi

Dokter spesialis penyakit dalam Roy Panusunan Sibarani mengatakan, cara termudah untuk mencegah komplikasi adalah dengan menjaga kadar gula darah dalam rentang normal. Hal ini dapat dicapai dengan kepatuhan dalam menjalankan pengobatan baik dengan obat oral maupun insulin, dan tetap berkonsultasi dengan dokter.

Namun, pada saat pandemi COVID-19 ini masyarakat cenderung takut untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan. Hal ini terlihat dari survey MarkPlus Industry Roundtable edisi ke-20 yang membahas institusi kesehatan selama COVID-19.

Berdasarkan hasil survei cepat yang dilakukan, masyarakat semakin takut untuk mengunjungi rumah sakit sejak pandemi. Sekitar 71,8 persen responden mengaku tidak pernah mengunjungi rumah sakit ataupun klinik sejak adanya COVID-19.

“Ketakutan masyarakat untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan ini dapat mengakibatkan pasien diabetes mengurangi kepatuhan dalam menjalankan pengobatan dan memeriksa kadar gula darahnya, sehingga apabila kepatuhan ini berkurang dan gula darah naik dari kisaran target, pasien diabetes berisiko tinggi untuk mengalami komplikasi di masa depan walaupun tidak terinfeksi COVID-19.”

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya