Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengungkapkan, ketersediaan stok kantong darah naik menjadi 80 persen. Kenaikan tersebut menjadi bekal meningkatkan pasokan kantong darah selama pandemi COVID-19.
"Kita (Indonesia) ini butuh 5 juta kantong darah per tahunnya. Ya buat digunakan untuk operasi, persalinan, penanganan dan perawatan penyakit yang membutuhkan pasokan darah juga kecelakaan," ujar JK, sapaan akrabnya saat memantau kegiatan donor darah massal di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (19/9/2020).
"Dengan adanya donor darah massal ini, stoknya (naik) menjadi 80 persen. Iya, itu dari 50 persen menjadi 80 persen stok darahnya."
Advertisement
Untuk mendorong pasokan darah, kegiatan donor darah juga menyasar para pendonor dari TNI dan Polri.
"Selama COVID-19 ini kita juga butuh banyak kantong darah. Atas bantuan TNI dan Polri, saya minta juga mereka ikut mendonorkan darah, sehingga stok kantong darah kita naik jadi 80 persen," lanjut JK.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Butuh Pendonor Kolektif
JK mengakui stok kantong darah di PMI terjadi penurunan. Kantong darah pun menipis.
"Terjadi kekurangan pasokan darah sejak dua bulan lalu. Ya, karena selama COVID-19, pendonor di rumah, tidak boleh keluar rumah," tambah JK dalam keterangan video yang diterima Health Liputan6.com beberapa waktu lalu.
"Maka, kita perlu sekali pendonor kolektif. Tanpa itu kita tak bisa memenuhi pasokan darah.
"Dari pendonor para anggota TNI dan Polri ini, kita menaikkan stok kantong darah 30 persen, menjadi 80 persen. Langkah selanjutnya, tinggal promosi lagi kepada masyarakat supaya kembali donor darah."
Masyarakat dapat kembali mendonorkan darah dengan aman, yakni tetap harus mematuhi protokol kesehatan. Di Unit Transfusi Darah (UTD) pun penerapan protokol kesehatan, seperti jaga jarak, pakai masker, dan ada ketersediaan tempat cuci tangan dengan sabun.
Advertisement