Pakar Gizi: Makan Kedelai Tak Buat Kesuburan Pria Berkurang

Pakar gizi mengatakan bahwa anggapan kedelai mampu menurunkan kesuburan pria tidaklah benar

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 23 Sep 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2020, 22:00 WIB
[Fimela] Kacang Kedelai
Kacang kedelai | unsplash.com

Liputan6.com, Jakarta Meski punya banyak manfaat kesehatan, ada banyak juga mitos terkait kedelai. Salah satu info yang banyak beredar adalah bagaimana makanan tersebut menurunkan kesuburan pria.

Dr. Rimbawan, pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan bahwa informasi tersebut tidaklah benar. Sebuah studi telah menegaskan bahwa kedelai aman bagi pria.

"Jadi aman buat laki-laki yang kemudian mencoba untuk membuahi," kata Rimbawan dalam sebuah seminar daring pada Senin awal pekan ini, ditulis Rabu (23/9/2020).

Rimbawan menyebutkan, dalam sebuah studi pada hewan yang di IPB, asumsi mengenai kedelai mampu menurunkan kesuburan pria tidaklah terbukti.

"Tikus yang diberi makan kedelai dilihat apakah spermatogenesisnya, spermanya, kemudian mampu membuahi betinanya. Ternyata sama saja. Mau dikasih kedelai atau yang lain, tidak ada efeknya yang menunjukkan dia menjadi steril," kata Ketua Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB itu menjelaskan.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Kandungan Isoflavon

ilustrasi kedelai/pixabay
ilustrasi kedelai/pixabay

Rimbawan menjelaskan bahwa kedelai mengandung suatu senyawa yang bernama isoflavon.

"Senyawa ini molekulnya mirip dengan estrogen, hormon perempuan," kata Rimbawan." Ia mengatakan, fakta ini membuat muncul misinformasi yang menyebut bahwa laki-laki akan menjadi lebih feminim apabila banyak mengonsumsi makanan tersebut.

Senyawa ini juga yang membuat banyak orang mengaitkan konsumsi kedelai dengan kesuburan pria seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Rimbawan mengatakan, meskipun mirip, namun molekul yang mirip estrogen ini berbeda dengan estrogen yang ada dalam tubuh manusia, khususnya yang lebih banyak dikenal pada wanita.

"Padahal ternyata fitoestrogen, atau estrogen yang dari tanaman itu, molekulnya seperti estrogen tetapi berbeda kok," ujarnya. "Kadang-kadang sifatnya malah bertolak belakang dengan estrogen itu sendiri."

Bahkan, ia mengatakan bahwa dalam sebuah studi, kandungan isoflavon dalam kedelai sebenarnya memiliki potensi menjaga daya ingat pada lansia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya