Termasuk Golongan Obat Cacing, Niclosamide Punya Potensi Antivirus Corona

Termasuk golongan obat cacing, niclosamide punya potensi antivirus Corona.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Okt 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2020, 19:00 WIB
Kerja Keras Pekerja Medis Rawat Pasien Virus Corona
Pekerja medis memberikan perawatan kepada pasien virus corona atau COVID-19 di sebuah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Minggu (16/2/2020). Hingga saat ini terkonfirmasi 70.548 orang terinfeksi virus corona di China Daratan. (Chinatopix via AP)

Liputan6.com, Jakarta Obat niclosamide rupanya punya potensi sebagai antivirus Corona. Hasil tersebut ditunjukkan dari hasil uji klinik yang sedang dilakukan di Korea Selatan, India, dan Filipina.

Perusahaan farmasi Korea Selatan, Daewoong Pharmaceutical ini yang berupaya mengembangkan niclosamide untuk pengobatan COVID-19. Niclosamide termasuk kategori obat anthelmintik--golongan obat yang mematikan atau melumpuhkan cacing. 

"Kami sedang mengembangkan perawatan DWRX2003 yang menggunakan niclosamide. Obat ini sebagai produk inovatif yang menggunakan teknologi injeksi pelepasan berkelanjutan (penggunaan dengan disuntikkan)," ujar CEO Daewoong Pharmaceutical Sengho Jeon dalam dialog virtual Daewoong Pharmaceutical Media Day, ditulis Minggu (4/10/2020)

"Ini salah satu teknologi yang punya efek antivirus Corona lebih kuat daripada obat remdesivir atau klorokuin."

Teknologi injeksi berkelanjutan atau istilahnya IM Depot Injection merupakan teknologi unggulan yang dikembangkan Daewoong Pharmaceutical.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Satu Kali Injeksi Selama 2 Minggu

Berjibaku di Ruang ICU Rumah Sakit Paraguay saat Pandemi Corona
Seorang pasien COVID-19 berbaring telungkup saat perawat menyiapkan suntikan di ICU Rumah Sakit Nasional di Itagua, Paraguay, Senin (7/9/2020). (AP Photo/Jorge Saenz)

Beberapa penelitian menunjukkan, pemanfaatan obat niclosamide menurun bila diberikan secara oral. Akan tetapi, melalui teknologi injeksi, keefektivitas obat bisa optimal. 

"Dengan teknologi injeksi, kinerja obat dapat dipertahankan. Jadi, pasien COVID-19 dapat diobati dengan satu kali injeksi selama dua minggu masa rawat inap," lanjut Sengho.

"Uji kemanjuran obat dilakukan pada musang. Hasilnya, ada efek penghambatan virus. Uji klinik fase pertama sedang berlangsung di Korea Selatan, India, dan Filipina."

Sebagai penggunaan darurat untuk COVID-19, niclosamide akan diproduksi massal sekitar kuartal ketiga tahun 2021. Melalui uji coba khusus, efek niclosamide tidak hanya untuk pengobatan COVID-19, tetapi juga virus lainnya.

"Akan kami kembangkan, niclosamide sebagai agen terapeutik," ujar Sengho.

 

INFOGRAFIS: Deretan Kandidat Obat Covid-19

INFOGRAFIS: Deretan Kandidat Obat Covid-19
INFOGRAFIS: Deretan Kandidat Obat Covid-19
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya