OTG COVID-19 sebagai Silent Killer, Perlu Terapkan Protokol Kesehatan di Rumah

OTG COVID-19 sebagai silent killer, perlu penerapan protokol kesehatan di rumah.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 06 Okt 2020, 15:50 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2020, 10:00 WIB
Jakarta Bersiap Perketat PSBB
Warga menggunakan masker berjalan keluar stasiun MRT di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Setelah mempertimbangkan sejumlah faktor, di antaranya ketersediaan tempat tidur rumah sakit, PSBB DKI Jakarta kembali diperketat per Senin (14/9). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Langkah antisipasi penularan COVID-19 dari Orang Tanpa Gejala (OTG), Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyampaikan, protokol kesehatan juga perlu diterapkan di rumah. Artinya, protokol kesehatan tidak hanya diterapkan setiap kali kita keluar rumah saja.

"Mereka yang OTG ini carrier (pembawa) bisa kita kategorikan sebagai silent killer, pembunuh potensial yang diam-diam tidak sadar kalau sudah terpapar COVID-19," ujar Doni dalam dialog Sosialisasi Perubahan Perilaku, ditulis Senin (5/10/2020).

"Orang-orang yang punya penyakit komorbid dan lansia termasuk kelompok rentan jika terpapar COVID-19 dan bisa meninggal. Oleh karena itu, protokol kesehatan ini tidak hanya dilakukan di luar rumah, melainkan di dalam rumah."

Apalagi OTG yang bisa saja dari kelompok muda (produktif) usia 18-59 tahun dengan tingkat mobilitas tinggi. Apabila mereka tidak menerapkan protokol kesehatan di luar rumah dengan baik, berpotensi menularkan virus Corona kepada anggota keluarganya di rumah.

"Saya minta untuk disampaikan kepada seluruh masyarakat. Berhati-hati kepada kelompok usia muda yang mobilitasnya tinggi, yang mereka tidak sadar mungkin sudah menjadi carrier," lanjut Doni.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Penularan COVID-19 dari Orang Terdekat

Ketua TP-PKK Provinsi Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil
Ketua TP-PKK Provinsi Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil membagikan masker ke rumah warga di kawasan RW 02 Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, dalam rangka Gerakan Bersama Pakai Masker (Gebrak Masker) Selasa bulan lalu (18/8/20). (sumber Foto: Humas Pemprov Jabar)

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, 7 persen penderita COVID-19 di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran Jakarta adalah mereka yang tidak pernah keluar rumah. Data ini menunjukkan para penderita COVID-19 tertular dari orang-orang yang berada di dekatnya.

“Tujuh persen responder yang dirawat di Rumah Sakit Wisma Atlet itu adalah kelompok yang tidak pernah beraktivitas di luar rumah,” jelas Doni.

"Artinya, masyarakat yang tidak beraktivitas (di luar rumah) pun berpotensi terpapar COVID-19. Lantas dari siapa mereka terpapar COVID-19? Tidak lain dan tidak bukan tentunya dari orang yang terdekat,"

"Siapa orang terdekat? Itu adalah mereka yang beraktivitas di luar rumah, lantas pulang ke rumah sudah sebagai carrier--pembawa virus Corona."

Merasa Tidak Akan Terpapar COVID-19

Jakarta Bersiap Perketat PSBB
Warga menggunakan masker berjalan di JPO kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Setelah mempertimbangkan sejumlah faktor, di antaranya ketersediaan tempat tidur rumah sakit, PSBB DKI Jakarta kembali diperketat per Senin (14/9). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Doni juga menyentil soal 17 dari 10 responden penduduk di Indonesia merasa tidak akan terpapar dan tidak percaya adanya penyakit yang disebabkan oleh virus jenis SARS-CoV-2. Data ini dari hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS).

"Ini menjadi tantangan kita semua, bagaimana harus menjelaskan kepada masyarakat bahwa COVID-19 adalah nyata, bukan rekayasa. COVID-19 ini bukan konspirasi," tambahnya.

"Kita melihat data korban jiwa di tingkat global telah mencapai lebih dari 1 juta orang yang terpapar. Di Tanah Air sendiri, sudah lebih dari 280.000 orang positif dan meninggal telah mencapai lebih dari 10.000 orang, suatu angka yang sangat besar."

Adapun persepsi masyarakat terhadap risiko penularan COVID-19 dari data BPS, sebagai berikut:

1. Mungkin 29,4 persen

2. Cukup mungkin 34,3 persen

3. Sangat mungkin 19,3 persen

4. Tidak mungkin 12,5 persen

5. Sangat tidak mungkin 4,5 persen

Infografis Hindari Penularan Covid-19, Ayo Jaga Jarak!

Infografis Hindari Penularan Covid-19, Ayo Jaga Jarak! (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Hindari Penularan Covid-19, Ayo Jaga Jarak! (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya