Mengenal Papageno Effect yang Harus Ada Dalam Berita Bunuh Diri

Benny Prawira Siauw suicidolog sekaligus Pendiri Komunitas Into the Light menerangkan Papageno effect yang perlu ada dalam berita bunuh diri.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 09 Okt 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2020, 21:00 WIB
Efektif Meringankan Stres dan Depresi
Ilustrasi Depresi Credit: pexels.com/EnginA

Liputan6.com, Jakarta Benny Prawira Siauw suicidolog sekaligus Pendiri Komunitas Into the Light menerangkan Papageno effect yang perlu ada dalam berita bunuh diri.

Menurutnya, Papageno effect adalah efek dari pemberitaan mengenai bunuh diri yang melindungi pembaca dari munculnya pemikiran bunuh diri. Efek ini diambil dari opera karya Mozart The Magic Flute.

Opera tersebut menceritakan kisa Papageno yang hendak bunuh diri setelah kehilangan kekasihnya, Papagena, namun tidak jadi karena dialihkan pemikirannya oleh 3 orang anak laki-laki.

Berita bunuh diri yang memiliki efek Papageno adalah berita yang fokus pada program dan penelitian pencegahan bunuh diri. Berita juga mengandung pendapat ahli yang bertanggung jawab dengan menunjukkan data statistic informasi pencarian bantuan untuk yang hendak bunuh diri.

Berita juga harus mengandung pemberantasan mitos bunuh diri dan stigma negatif tentang kesehatan mental.

“Jadi ingat selalu tentang informasi dan edukasi bahwa bunuh diri tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Misalnya yang sering dilaporkan orang bunuh diri hanya karena faktor skripsi atau patah hati saja nah itu perlu dihindari,” ujar Benny dalam webinar Facebook, Kamis (8/10/2020).

Simak Video Berikut Ini:

Buhuh Diri adalah Sesuatu yang Kompleks

Ia menambahkan, berita justru harus menginformasikan bahwa bunuh diri adalah sesuatu yang kompleks dari sisi biologis, psikologis, sosial dalam diri individu.

Begitu pula pendapat ahli berfungsi untuk mengedukasi masyarakat bahwa bunuh diri dapat dicegah. Mulai dari cara pencegahannya hingga hal apa saja yang bisa dilakukan masyarakat untuk sama-sama mencegahnya.

“Pendapat ahli pun harus ahli yang benar-benar terpilih karena orang yang mempelajari bunuh diri itu ada bidangnya sendiri bisa dilihat dari hasil risetnya.”

Benny juga menemukan bahwa kasus bunuh diri laki-laki lebih banyak diberitakan dari pada perempuan. Data ini berdasarkan penelitiannya pada 2013 sampai 2017 tentang berita kasus bunuh diri di Indonesia.

Selain itu, dari aspek pekerjaan kasus bunuh diri yang paling banyak ditemukan adalah pada polisi. Namun, jika mahasiswa dan siswa jumlahnya digabungkan maka akan menjadi kelompok yang paling tinggi kasus bunuh dirinya. 

 

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

Infografis Bunuh Diri

Fenomena Bunuh Diri di Gunungkidul
Infografis mengenai kenali faktor-faktor risiko bunuh diri
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya