Penelitian di Indonesia, Berita Bunuh Diri Polisi Paling Banyak Ditemukan

Suicidolog sekaligus Pendiri Komunitas Into the Light Benny Prawira Siauw melakukan penelitian tentang berita bunuh diri pada 2013 hingga 2017.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 09 Okt 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2020, 22:00 WIB
Ilustrasi sedih | Andrew Neel dari Pexels
Ilustrasi sedih | Andrew Neel dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Suicidolog sekaligus Pendiri Komunitas Into the Light Benny Prawira Siauw melakukan penelitian tentang berita bunuh diri pada 2013 hingga 2017.

Dari penelitian tersebut ia menemukan berita bunuh diri berdasarkan jenis pekerjaan yang paling banyak ditemukan adalah polisi. Jumlah berita polisi bunuh diri yang ditemukan sebanyak 32. Diikuti kasus bunuh diri siswa sebanyak 30.

Berita bunuh diri mahasiswa menempati peringkat ketiga di angka 21. Selanjutnya, ibu rumah tangga di peringkat keempat yaitu 16. Pengangguran 13, buruh 10, karyawan 10, guru 9, narapidana 7, dan pengusaha 6.

“Yang diberitakan paling banyak itu polisi tapi kalau kita lihat secara umum dari kelompok pekerjaan ini bahwa siswa dan mahasiswa ketika digabungkan itu menjadi dua kelompok pekerjaan yang paling banyak dilaporkan,” kata Benny dalam diskusi virtual, Kamis (8/10/2020).

“Jadi kita bisa melihatnya bahwa pemberitaan bunuh diri di usia remaja dan muda itu cukup banyak disensasionalkan di Indonesia.”

Simak Video Berikut Ini:

Pengaruh Bunuh Diri Figur Publik

Menurut Benny, praktik bunuh diri apalagi yang dilakukan figur publik dapat memicu orang lain melakukan bunuh diri juga.

Ia mengambil contoh kasus bunuh diri musisi Amerika Chester Bennington dan penyanyi Korea Selatan Jong Hyun pada 2017.

“Setelah kematian Chester dan Jong Hyun diliput secara besar-besaran ada lagi peningkatan berita bunuh diri lainnya. Di samping itu, tren naik turun juga terjadi dan belum kita pecahkan polanya seperti apa.”

Di analaisis berikutnya, Benny menemukan bahwa kasus percobaan bunuh diri dan kematian akibat bunuh diri itu paling banyak dilaporkan dibandingkan pemikiran bunuh diri atau cerita-cerita dari penyintas bunuh diri yang berhasil mengatasi keinginan bunuh diri.

“Pemberitaan yang tidak sehat dan tidak sesuai pedoman tentunya memengaruhi kelompok rentan misalnya remaja. Jika dilihat dari angka depresi di Indonesia itu ada 1 dari 3 remaja yang berusia 15 sampai 19 tahun memiliki setidaknya 1 gejala depresi.”

“Jadi kita harus hati-hati sekali terkait pemberitaan (bunuh diri) itu memengaruhi generasi muda kita loh,” tutupnya.

Kontak Bantuan

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

Infografis Bunuh Diri

Fenomena Bunuh Diri di Gunungkidul
Infografis mengenai angka bunuh diri di Gunungkidul
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya