Liputan6.com, Jakarta Orang-orang yang memiliki pemikiran depresif dan memiliki riwayat bunuh diri cenderung lebih mudah terpengaruh oleh berita bunuh diri dibanding orang lainnya.
Menurut suicidolog sekaligus Pendiri Komunitas Into the Light Benny Prawira Siauw berita bunuh diri yang disajikan tidak sesuai pedoman akan meningkatkan keinginan kelompok rentan untuk bunuh diri.
Baca Juga
“Ketika merasa sendiri atau ketika merasa nyambung dengan pemberitaan tersebut membuat keinginan untuk mengakhiri hidup jadi lebih tinggi,” kata Benny dalam diskusi virtual Kamis (8/10/2020).
Advertisement
Hal yang paling berbahaya dalam berita bunuh diri adalah pencantuman teknis atau metode bunuh diri yang digunakan. Metode ini justru memberitahukan cara bunuh diri yang paling fatal, tambahnya.
“Misalnya pestisida disebutkan sampai mereknya, atau disebutkan lokasi dilakukannya bunuh diri. Misalnya kalau dari tempat tinggi lantainya lantai berapa, ini yang harus diperhatikan sekali.”
Ketika media memberikan akses informasi tentang metode bunuh diri maka sama dengan memberikan inspirasi kepada orang lain yang hendak bunuh diri.
Simak Video Berikut Ini:
Memengaruhi Opini Publik
Benny menambahkan, berita tentang bunuh diri sangat memengaruhi opini publik. Apa yang ditulis dapat sangat membentuk persepsi pembaca.
Ia mengutip beberapa perspektif masyarakat sebagai berikut:
“Pemberitaan membahas tentang pemicu dan tanda-tanda bunuh diri lalu merasa ‘ih itu kok kaya gw banget’. Waktu itu aku lagi dirundung masalah dan itu bikin perasaan ingin mati semakin intens.”
“Gw melihat acara di TV kemudian berpikir kalau bunuh diri adalah hak dan gw bisa bunuh diri kalau memang sudah tidak sanggup. Di TV bilang ‘it’s okay untuk mati’ kalau misalnya itu jalan terbaik.”
Penyebutan teknis menimbulkan ide eksekusi bunuh diri.
“Kalau lagi lewat di jembatan penyeberangan atau tempat-tempat tinggi sepintas tiba-tiba merasa ingin lompat… kepikiran lompat setelah mengetahui berita adik-kakak yang bunuh diri karena lompat.”
“Di acara itu dijelaskan metode-metode bunuh diri dan penyakit kejiwaan. Gw belajar tentang cara self-harming dari situ dan kayanya bunuh diri dengan potong nadi itu gampang banget.”
Advertisement
Kontak Bantuan
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.