Waspada, Penyebutan Metode Dalam Berita Bunuh Diri Berpotensi Beri Inspirasi Pembaca

Orang-orang yang memiliki pemikiran depresif dan memiliki riwayat bunuh diri cenderung lebih mudah terpengaruh oleh berita bunuh diri dibanding orang lainnya.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 13 Okt 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2020, 21:00 WIB
Dendam Tidak Menyelesaikan Masalah
Ilustrasi Ekspresi Sedih Credit: pexels.com/Engin

Liputan6.com, Jakarta Orang-orang yang memiliki pemikiran depresif dan memiliki riwayat bunuh diri cenderung lebih mudah terpengaruh oleh berita bunuh diri dibanding orang lainnya.

Menurut suicidolog sekaligus Pendiri Komunitas Into the Light Benny Prawira Siauw berita bunuh diri yang disajikan tidak sesuai pedoman akan meningkatkan keinginan kelompok rentan untuk bunuh diri.

“Ketika merasa sendiri atau ketika merasa nyambung dengan pemberitaan tersebut membuat keinginan untuk mengakhiri hidup jadi lebih tinggi,” kata Benny dalam diskusi virtual Kamis (8/10/2020).

Hal yang paling berbahaya dalam berita bunuh diri adalah pencantuman teknis atau metode bunuh diri yang digunakan. Metode ini justru memberitahukan cara bunuh diri yang paling fatal, tambahnya.

“Misalnya pestisida disebutkan sampai mereknya, atau disebutkan lokasi dilakukannya bunuh diri. Misalnya kalau dari tempat tinggi lantainya lantai berapa, ini yang harus diperhatikan sekali.”

Ketika media memberikan akses informasi tentang metode bunuh diri maka sama dengan memberikan inspirasi kepada orang lain yang hendak bunuh diri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini:


Memengaruhi Opini Publik

Benny menambahkan, berita tentang bunuh diri sangat memengaruhi opini publik. Apa yang ditulis dapat sangat membentuk persepsi pembaca.

Ia mengutip beberapa perspektif masyarakat sebagai berikut:

Pemberitaan membahas tentang pemicu dan tanda-tanda bunuh diri lalu merasa ‘ih itu kok kaya gw banget’. Waktu itu aku lagi dirundung masalah dan itu bikin perasaan ingin mati semakin intens.”

Gw melihat acara di TV kemudian berpikir kalau bunuh diri adalah hak dan gw bisa bunuh diri kalau memang sudah tidak sanggup. Di TV bilang ‘it’s okay untuk mati’ kalau misalnya itu jalan terbaik.”

Penyebutan teknis menimbulkan ide eksekusi bunuh diri.

Kalau lagi lewat di jembatan penyeberangan atau tempat-tempat tinggi sepintas tiba-tiba merasa ingin lompat… kepikiran lompat setelah mengetahui berita adik-kakak yang bunuh diri karena lompat.”

Di acara itu dijelaskan metode-metode bunuh diri dan penyakit kejiwaan. Gw belajar tentang cara self-harming dari situ dan kayanya bunuh diri dengan potong nadi itu gampang banget.”


Kontak Bantuan

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.


Infografis Bunuh Diri

Fenomena Bunuh Diri di Gunungkidul
Infografis mengenai kenali faktor-faktor risiko bunuh diri
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya