Liputan6.com, Jakarta Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengatakan bahwa jika protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) diterapkan seluruhnya, maka risiko penularan COVID-19 dapat ditekan sampai nyaris 100 persen.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dewi Nur Aisyah, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19 dalam siaran dari Graha BNPB, Jakarta pada Kamis (29/10/2020).
Baca Juga
"Dengan kita mencuci tangan menggunakan sabun, potensi penularan bisa turun sampai 35 persen," kata Dewi.
Advertisement
"Kalau kita menggunakan masker kain, ini berbahan katun tiga lapis, ini risikonya turun sampai 45 persen. Sedangkan kalau menggunakan masker medis, ini memutus rantai penularan sampai efektivitasnya 70 persen."
Sementara, dengan menjaga jarak satu sampai dua meter, risiko penularan COVID-19 dapat menurun hingga 85 persen. "Kalau semuanya dilakukan, dikombinasikan, maka akan dapat mengurangi risiko penularan sampai 99,99 persen."
Dewi mengatakan, perubahan perilaku dan kepatuhan terhadap 3M perlu dilakukan agar aktivitas sosial dan ekonomi yang produktif dapat dilakukan dengan aman di tengah pandemi.
"Kita tidak bisa menunggu terus, di rumah terus kan tidak mungkin. Ketika kita sudah mulai ingin beraktivitas, maka pastikan 3M-nya berjalan."
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Meningkatnya Penggunaan Masker
Sonny Harry. B Harmadi, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 mengungkapkan, data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya peningkatan penggunaan masker di masyarakat pada bulan April hingga September 2020.
"Penggunaan masker itu naiknya cukup signifikan dan itu kelihatannya lebih mudah untuk diukur. Naiknya dari 80 persen menjadi 91 persen," kata Sonny dalam dialog yang sama.
"Lalu untuk cuci tangan ini kok turun sedikit, dari 75 persen menjadi 73 persen," ujarnya. "Jaga jarak naik sedikit, tetapi kenaikannya hanya 1 atau 2 persen." Sonny mengatakan, menjaga jarak menjadi perilaku yang paling sulit dilakukan oleh masyarakat.
Berdasarkan survei BPS, Sonny mengatakan bahwa tidak adanya sanksi membuat banyak orang tidak patuh terhadap protokol kesehatan. "Kalau dibandingkan dengan survei di berbagai negara, konsisten."
"Jadi pada masyarakat yang semakin maju, ternyata sanksi itu sangat dibutuhkan."
Sonny mengatakan, penerapan protokol kesehatan serta hidup yang bersih dan sehat dalam jangka pendek memang berguna untuk mencegah COVID-19. Namun pada jangka panjang, hal ini juga berguna untuk mencegah penyakit-penyakit infeksi lainnya.
Advertisement