Puncak Musim Hujan Januari-Februari 2021, BNPB Imbau Keluarga Siap Siaga Potensi Bahaya

Puncak musim hujan Januari-Februari 2021, BNPB mengimbau setiap keluarga siap siaga terhadap potensi bahaya di sekitar.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 13 Des 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 13 Des 2020, 14:00 WIB
Musim Hujan Jakarta
Suasana gedung-gedung bertingkat dengan langit mendung di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (23/11). BMKG memperkirakan puncak musim hujan di Jakarta diprediksi terjadi sepanjang Januari hingga Februari 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Jelang puncak musim hujan pada Januari-Februari 2021, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk melakukan upaya kesiapsiagaan, khususnya di lingkup keluarga. Setiap keluarga dapat memonitor dan menganalisis potensi bahaya yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan menyampaikan, masyarakat bisa mengakses potensi bahaya dari musim hujan melalui aplikasi berbasis teknologi informasi, InaRISK personal.

 

"Kita dapat melihat ancaman bahaya di sekitar. Kemudian, diskusikan di antara anggota keluarga langkah-langkah mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi," kata Lilik dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Minggu (13/12/2020).

"Seperti mematikan aliran listrik, menyimpan dokumen penting di tempat aman atau menyiapkan tas siaga bencana."

Apabila terjadi genangan air, pastikan langkah evakuasi secara tepat dan aman. Kenali lingkungan dengan baik. Misal, hindari saluran air di sekitar rumah atau saat evakuasi. Masyarakat dituntut lebih waspada melakukan langkah evakuasi atau mengungsi untuk sementara waktu.

"Protokol kesehatan harus diterapkan dengan baik, sehingga tidak ada bahaya lain yang justru bisa berdampak lebih buruk," jelas Lilik.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Puncak Musim Hujan Januari-Februari 2021

20151124-Awas, Jalur Lambat Rasuna Said Tergenang Air Akibat Hujan Lebat-Jakarta
Pengendara motor melewati genangan air di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (24/11). Jalur lambat di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, tampak dihindari pengendara karena terdapat genagan air setinggi 20 cm. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Mempersiapkan diri dan anggota keluarga dengan mulai mengenali risiko di sekitar menjelang puncak musim hujan Januari-Februari perlu dilakukan.

Sebagaimana informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada awal Desember 2020, sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan mengalami puncak musim hujan pada Januari dan Februari 2021.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengatakan, anomali iklim La Nina terpantau masih berlangsung di Samudera Pasifik dengan intensitas level "moderat".

“Puncak musim hujan 2020/2021 diprediksikan untuk sebagian besar wilayah akan terjadi pada bulan Januari – Februari 2021 yang umumnya bertepatan dengan puncak Monsun Asia,” kata Herizal dalam rilis pada 8 Desember 2020.

“Suhu muka laut Samudera Pasifik bagian tengah daerah Nino 3.4 menunjukkan anomali sebesar -1.4°C, sehingga perkembangan saat ini menunjukkan Intensitas La Nina moderat yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada periode Januari – Maret 2021. Kemudian akan melemah pada bulan Mei 2021."

Prediksi Musim Hujan Akan Berlangsung sampai April 2021

Antisipasi Musim Hujan, Petugas UPK Badan Air Bikin Jebakan Sampah
Petugas membuat jebakan sampah di Kali Pancoran, Jakarta, Kamis (12/11/2020). Jebakan sampah tersebut dibuat guna memermudah petugas saat membersihkan kali, terutama saat musim hujan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Herizal menambahkan, musim hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia diprediksikan akan berlangsung hingga April 2021.

Peningkatan kewaspadaan diperlukan pada daerah-daerah yang diprediksi akan mendapatkan akumulasi curah hujan dengan kriteria tinggi hingga sangat tinggi atau lebih besar 300 mm per bulan pada bulan Desember 2020 – Januari 2021.

Daerah-daerah yang dimaksud antara lain, pesisir barat Sumatera, sebagian besar pulau Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan Papua.

Adapun bencana hidrometeorologi, data BNPB dari 1 Januari hingga 11 Desember 2020 mencatat, bencana banjir mengakibatkan 795.563 rumah terendam, serta rumah rusak berat 7.224 unit, rusak sedang 3.479 dan rusak ringan 12.735.

Untuk korban meninggal sebanyak 224 jiwa, hilang 26, luka-luka 271 dan mengungsi atau terdampak mencapai 4,19 juta. Total jumlah kejadian bencana per 11 Desember 2020 mencapai 2.779 kejadian.

Dari jumlah tersebut, bencana hidrometeorologi dominan dibandingkan jenis bencana lain. Tercatat bencana banjir mencapai 1.015 kejadian, disusul angin puting beliung 842, tanah longsor 535, dan kekeringan 29. Bencana masih berpotensi terjadi selama musim hujan yang dipengaruhi fenomena La Nina.

Infografis 4 Tips Hindari Penularan Covid-19 Saat Musim Hujan

Infografis 4 Tips Hindari Penularan Covid-19 Saat Musim Hujan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Tips Hindari Penularan Covid-19 Saat Musim Hujan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya