Ada Mutasi Virus Corona COVID-19, WHO: Belum Ada yang Berdampak Signifikan ke Vaksin

WHO mengatakan, sejauh ini belum ada mutasi atau strain baru virus corona COVID-19 yang berdampak pada efektivitas vaksin, terapi, atau pengobatan yang tengah dikembangkan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 22 Des 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 22 Des 2020, 10:00 WIB
Virus Corona COVID-19 dari Mikroskop
Gambar menggunakan mikroskop elektron yang tak bertanggal pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 (kuning) muncul dari permukaan sel (merah muda) yang dikultur di laboratorium. Sampel virus dan sel diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa sejauh ini belum ada satupun dari mutasi virus corona penyebab COVID-19 yang telah dilaporkan berpengaruhi pada terapi, obat-obatan, atau vaksin yang sedang dikembangkan.

Hal ini disampaikan oleh WHO dalam konferensi pers mereka pada Senin waktu Jenewa, Swiss, saat menanggapi isu strain baru virus corona yang ditemukan di Inggris.

Chief Scientist WHO Soumya Swaminathan mengatakan, virus SARS-CoV-2 bermutasi pada tingkat yang jauh lebih lambat ketimbang virus influenza.

Dia mengungkapkan bahwa virus flu mengharuskan peninjauan strain vaksin dan revisi tiap tahun, yang berdasarkan strain beredar tahun tersebut.

"Sejauh ini, meskipun kita telah melihat sejumlah perubahan, sejumlah mutasi, tidak ada yang berdampak signifikan baik pada kerentanan virus terhadap terapi, obat-obatan, atau vaksin yang sedang dikembangkan," kata Swaminathan dikutip dari Xinhua pada Selasa (22/12/2020).

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Cegah Potensi Mutasi dengan Cegah Penularannya

Virus Corona COVID-19 dari Mikroskop
Gambar menggunakan mikroskop elektron yang tak bertanggal pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 (oranye) muncul dari permukaan sel (abu-abu) yang dikultur di laboratorium. Sampel virus dan sel diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Swaminathan juga menekankan bahwa yang terpenting adalah terus memantau apa yang terjadi pada virus corona tersebut, dengan berfokus pada menurunkan penularannya, dan membuatnya serendah mungkin.

Dia menambahkan, semakin banyak virus yang bersirkulasi, semakin besar kemungkinan mutasi, dan semakin banyak varian yang mungkin muncul.

"Intinya di sini adalah menjaga penularan virus tetap rendah dan menjaga sirkulasi tetap rendah. Jangan biarkan itu lepas kendali. dan menyebar ke populasi. Dengan begitu, kita bisa menekan mutasi," ujarnya.

Hal serupa juga ditegaskan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Dia mengatakan bahwa virus memang bermutasi seiring berjalannya waktu, sehingga temuan-temuan tersebut adalah sesuatu yang natural dan dapat diperkirakan.

"Intinya adalah kita perlu menekan penularan semua virus SARS-CoV-2 secepat mungkin. Semakin banyak kita membiarkannya menyebar, semakin banyak kesempatan untuk mengubahnya," pungkas Tedros.

Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris

Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya