Bisa Jadi Imunomodulator, Ini Peran Penting Herbal dalam Penanganan COVID-19

Di masa pandemi COVID-19 daya tahan tubuh menjadi hal yang sangat penting untuk dijaga. Selain vitamin, herbal juga dapat dikonsumsi sebagai imunomodulator.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 01 Jan 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2021, 19:00 WIB
Jamu
Ilustrasi jamu. (Foto: pxabay)

Liputan6.com, Jakarta Di masa pandemi COVID-19 daya tahan tubuh menjadi hal yang sangat penting untuk dijaga. Selain vitamin, herbal juga dapat dikonsumsi sebagai imunomodulator.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) menjelaskan bahwa imunomodulator adalah semua obat yang dapat memodifikasi respons imun, menstimulasi mekanisme pertahanan alamiah dan adaptif.

Lebih lanjut, dr. Ratna Asih, M.Si dari Perkumpulan Dokter Pengembangan Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengatakan, tanaman-tanaman obat memiliki manfaat yang sangat besar salah satunya untuk imunomodulator.

Beberapa herbal yang dapat digunakan sebagai imunomodulator menurut surat edaran Kementerian Kesehatan adalah jahe merah, kunyit, temulawak, meniran, kencur, mengkudu, jinten hitam, kelor, jambu biji, jeruk nipis, lemon, dan pegagan.

“Semua ini gampang dicari, tapi tetap tidak hanya jamu, harus dilengkapi juga dengan gizi seimbang, istirahat cukup, aktivitas fisik, sinar matahari, dan tidak stres,” ujar Ratna dalam webinar Geriatri TV, ditulis Selasa (29/12/2020).

Simak Video Berikut Ini:

Mengurangi Gejala

Selain berfungsi sebagai imunomodulator, herbal juga berperan dalam mengurangi gejala dan mengatasi faktor komorbid COVID-19.

“Kita tahu gejala COVID-19 itu batuk, flu, mual, muntah, sakit tenggorokan, ada beberapa tanaman yang terbukti secara empiris bisa mengurangi gejala-gejala tersebut.”

Tanaman yang terbukti secara empiris artinya sudah terbukti khasiat dan keamanannya selama tiga generasi atau 150 tahun.

Beberapa tanaman yang dapat digunakan berdasarkan keluhannya yakni:

-Keluhan batuk; kencur, jahe merah, mint, lemon, dan daun saga.

-Keluhan flu; jinten hitam, meniran, jahe, cengkeh, mint.

-Keluhan sakit tenggorokan; jahe, kencur, jeruk nipis, adas, pala.

-Sulit tidur; biji pala.

-Mual muntah; jahe.

Mengatasi Faktor Komorbid

Bagi pasien komorbid atau penyakit penyerta, COVID-19 cenderung dapat memperparah gejala dan risiko kematiannya lebih tinggi ketimbang pasien tanpa komorbid.

Dalam mengatasi faktor komorbid COVID-19, beberapa herbal yang dapat digunakan berdasarkan jenis komorbidnya yakni:

-Untuk darah tinggi; seledri, kumis kucing, sambiloto, dan bawang putih.

-Untuk diabetes; kayu manis, mengkudu, pare, sambiloto, dan daun salam.

“Herbal ini sebagai pendamping, obat utamanya tetap diminum, tetap kontrol rutin,” pungkasnya.

Infografis 3 Manfaat Tracing Putus Rantai Penularan COVID-19

Infografis 3 Manfaat Tracing Putus Rantai Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Manfaat Tracing Putus Rantai Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya