Jerman Izinkan Penggunaan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Hanya untuk Usia 18 hingga 64 Tahun

Jerman belum memperbolehkan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca pada kelompok usia 65 tahun ke atas

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 29 Jan 2021, 08:45 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2021, 08:45 WIB
FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Komite vaksin Jerman dalam draf rekomendasi mereka menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca hanya boleh diberikan pada orang-orang berusia 18 hingga 64 tahun.

Pernyataan ini keluar sehari sebelum regulator Eropa mengeluarkan keputusan tentang persetujuan terhadap vaksin corona yang dikembangkan AstraZeneca dan Oxford.

"Saat ini tidak tersedia cukup data untuk menilai kemanjuran vaksin dari usia 65 tahun," kata komite yang dikenal sebagai STIKO tersebut, dalam rancangan resolusi yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan pada Kamis waktu setempat.

"Vaksin AstraZeneca, tidak seperti vaksin mRNA, hanya boleh ditawarkan pada orang berusia 18 sampai 64 tahun di setiap tahap," kata STIKO seperti dikutip dari South China Morning Post pada Jumat (29/1/2021).

Penilaian STIKO sendiri didasarkan data uji klinis yang diterbitkan di jurnal The Lancet pada 8 Desember 2020.

"Kemanjuran vaksin pada kelompok usia yang lebih tua tidak dapat dinilai tetapi akan ditentukan, apabila data yang cukup tersedia, dalam analisis di masa mendatang setelah lebih banyak kasus terkumpul," tulis tim tersebut seperti dikutip dari The Guardian.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Tanggapan Pengembang

Melihat Negara-Negara Uni Eropa Mulai Suntikan Vaksinasi COVID-19
Para staf bekerja di pintu masuk lokasi vaksinasi COVID-19 di Berlin, ibu kota Jerman (27/12/2020). Jerman sudah memberi suntikan pertamanya sehari lebih awal, hanya beberapa jam setelah menerima kiriman vaksin pertamanya. (Xinhua/Shan Yuqi)

Profesor Andrew Pollard dari University of Oxford yang terlibat dalam studi vaksin COVID-19 mengatakan, mereka bisa memahami terkait kurangnya data.

"Dalam uji coba kami, orang dewasa yang lebih tua direkrut berikutnya, dan karena mereka direkrut belakangan, lebih sedikit waktu untuk kasus terjadi, dan orang dewasa yang lebih diketahui lebih berhati-hati dalam pandemi yang berarti tingkat serangan lebih rendah," katanya.

AstraZeneca menekankan bahwa lansia direkrut belakangan karena mereka tim ingin memastikan bahwa vaksin tersebut aman sebelum diberikan pada kelompok usia yang lebih tua.

Chief Executive AstraZeneca Pascal Soriot pada surat kabar Die Welt juga mengatakan bahwa mereka memiliki data kuat yang menunjukkan bahwa produksi antibodi vaksin mereka "sangat kuat melawan virus pada lansia, serupa dengan yang dilihat pada orang yang lebih muda."

Regulator obat-obatan dan produk kesehatan Inggris juga mengatakan bahwa tidak ada yang menunjukkan kurangnya perlindungan bagi orang di atas 65 tahun.

"Data kemanjuran awal pada orang dewasa yang lebih tua mendukung pentingnya vaksin ini untuk digunakan dalam populasi ini," kata mereka.

Menurut Simon Clarke, profesor mikrobiologi seluler di University of Reading mengatakan bahwa hal ini bukan berarti vaksin tersebut tidak bermanfaat bagi orang berusia lanjut.

"Penting untuk ditekankan bahwa ini bukan bukti vaksin tidak bekerja, hanya saja bukti yang ada saat ini tidak memuaskan bagi pihak berwenang di Jerman," kata Clarke.

Infografis 3 Cara Vaksin Covid-19 Picu Kekebalan Tubuh

Infografis 3 Cara Vaksin Covid-19 Picu Kekebalan Tubuh. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Cara Vaksin Covid-19 Picu Kekebalan Tubuh. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya