Tak Hanya dari AstraZeneca, India Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19 Buatan Lokal

Selain vaksin buatan AstraZeneca dan Oxford, India juga memberikan persetujuan penggunaan darurat vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi lokal Bharat Biotech

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 06 Jan 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2021, 07:00 WIB
Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta India memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin corona yang dikembangkan AstraZeneca dan Oxford University. Namun tak hanya itu, mereka juga mengizinkan pemakaian vaksin COVID-19 lokal buatan Bharat Biotech.

"Vaksin dari Serum Institute (vaksin AstraZeneca-Oxford) dan Bharat Biotech disetujui untuk penggunaan terbatas dalam situasi darurat," kata Venugopal G. Somani, Drugs Controller General dalam konferensi persnya pada Minggu waktu setempat, mengutip Aljazeera pada Selasa (5/1/2021).

Mengutip Channel News Asia, vaksin AstraZeneca/Oxford akan diproduksi di India dengan bantuan Serum institute dan diberi merek Covishield. Hasil uji klinis menunjukkan bahwa vaksin tersebut memiliki efikasi hingga sekitar 70 persen.

Namun untuk Covaxin, vaksin COVID-19 yang dikembangkan Bharat Biotech belum melaporkan data efikasi hasil uji klinis tahap akhir.

Somani hanya mengatakan bahwa vaksin virus corona yang juga dikembangkan bersama Indian Council of Medical Research itu "aman dan memberikan respon kekebalan yang kuat."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Diklaim Aman dan Efektif

Somani menambahkan, kedua vaksin tersebut akan diberikan dalam dua dosis dan disimpan di suhu 2 sampai 8 derajat Celsius. Sebuah sumber memberitahukan bahwa tiap dosis harus diberikan dalam jarak waktu empat pekan.

Somani mengatakan bahwa vaksin Bharat Biotech telah disetujui "untuk kepentingan publik sebagai tindakan pencegahan, dalam mode uji klinis, agar memiliki lebih banyak pilihan untuk vaksinasi."

Berdasarkan hasil uji klinis awal, Covaxin tidak memiliki efek samping serius dan mampu mengembangkan antibodi untuk COVID-19. Somani mengatakan bahwa regulator tidak akan menyetujui apapun apabila ada masalah keamanan sekecil apapun.

"Vaksinnya 100 persen aman," ujarnya seraya menambahkan, efek samping seperti demam ringan, nyeri, dan alergi, adalah hal yang umum untuk setiap vaksin.

 


Disambut Baik Perdana Menteri

PM Narendra Modi meninjau lokasi pembuatan vaksin COVID-19 di India. (Dok: India Embassy)
PM Narendra Modi meninjau lokasi pembuatan vaksin COVID-19 di India. (Dok: India Embassy)

Perdana Menteri India Narendra Modi juga menyambut baik persetujan tersebut. Menurutnya, produksi vaksin COVID-19 yang dilakukan di dalam negeri menunjukkan kemandirian.

"Ini akan membuat setiap orang India bangga bahwa dua vaksin yang telah diberikan persetujan penggunaan darurat dibuat di India," kata Modi dalam pernyataannya di Twitter.

Imunisasi sendiri direncanakan dimulai pada Agustus 2021, dengan memvaksinasi 300 juta orang termasuk petugas kesehatan, pekerja garis depan seperti polisi, serta kelompok rentan seperti lansia dan pemilik komorbid.

Sementara untuk vaksin COVID-19 lainnya seperti buatan Pfizer/BioNTech, masih dalam peninjauan oleh regulator India.


INFOGRAFIS: Deretan negara yang gratiskan vaksin Covid-19 ke warganya

INFOGRAFIS: Deretan negara yang gratiskan vaksin Covid-19 ke warganya (Liputan6.com / Triyasni)
INFOGRAFIS: Deretan negara yang gratiskan vaksin Covid-19 ke warganya (Liputan6.com / Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya