Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, pemberian vaksin COVID-19 untuk lanjut usia atau lansia berusia 70 tahun ke atas akan dilakukan pendampingan khusus oleh dokter. Hal ini mengingat rekomendasi vaksin untuk penggunaan darurat sesuai uji klinik fase 3 dilakukan dari usia 59-70 tahun.
"Pemberian vaksin COVID-19 untuk lansia 70 tahun ke atas bukan dilarang, tapi data yang kami terima uji klinik adalah sampai 59-70 tahun. Apabila di atas 70 tahun, maka ada pertimbangan khusus, bagaimana spesifik kondisi individu dan dilakukan (vaksinasi) dengan kehati-hatian," kata Penny, saat konferensi pers, ditulis Senin (8/2/2021).
Advertisement
Baca Juga
Penny menuturkan, saat ini angka kematian akibat COVID-19 pada kelompok lansia memiliki porsi yang cukup tinggi, yakni 47,3 persen, menurut Komite Penanganan dan Percepatan Ekonomi Nasional (KCPEN).
Advertisement
"Menjadi keharusan bagi BPOM untuk menetapkan izin penggunaan darurat (EUA) dalam pemberian vaksin COVID-19 pada kelompok lansia," katanya.
Â
Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini:
Lansia perlu melalui proses skrining
Penny juga mengatakan, pemberian vaksin COVID-19 untuk lansia harus memperhatikan proses skrining dan manajemen risiko.
"BPOM telah mengeluarkan Fact Sheet yang bisa digunakan tenaga kesehatan sebagai acuan dalam melakukan skrining. Disamping itu manajemen risiko juga perlu ditingkatkan apabila terjadi kejadian ikutan pasca imunisasi yang mungkin terjadi pada lansia," ujarnya.
Maka itu, kata Penny, butuh kesiapsiagaan tenaga kesehatan untuk memvaksinasi kelompok lansia. Jika vaksinasi berhasil dilakukan, maka diharapkan angka infeksi dan kematian akibat Covid-19 dapat menurun.
"BPOM akan mengevaluasi vaksin yang digunakan pemerintah dalam program vaksinasi COVID-19 sesuai yang diterapkan standar internasional," katanya.
Selain Sinovac, saat ini BPOM tengah berproses untuk melihat hasil uji klinik vaksin lain, seperti Astrazeneca, Sinofarm, Novavax dan lainnya yang berkomitmen dengan pemerintah. "Hasilnya belum karena masih proses, tapi rolling submission ya. Semakin cepat datanya diterima semakin cepat hasilnya. Karena percepatan EUA, semua sama berlaku secepatnya.
Advertisement