Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di seluruh dunia telah mencapai 105 juta kasus per Minggu (7/2/2021). Kabar baiknya, pekan ini sudah ada lebih dari 100 juta orang yang mendapat vaksin COVID-19.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, kasus tertinggi masih berada di Amerika Serikat. Berikut lima negara dengan jumlah kasus kumulatif tertinggi:
Advertisement
Baca Juga
1. Amerika Serikat: 26,9 juta
2. India: 10,8 juta
3. Brasil: 9,4 juta
4. Inggris: 3,94 juta
5. Rusia: 3,9 juta
10 negara dengan kasus tertinggi masih didominasi negara-negara Eropa. Saat ini merupakan musim dingin di belahan bumi utara.
Berdasarkan grafik Our World in Data, Israel memimpin dalam hal pemberian vaksin per 100 orang dengan 62,1 orang. Selanjutnya ada Inggris, Amerika Serikat, Spanyol, dan Italia. Mayoritas negara itu menggunakan vaksin Pfizer.
Vaksinasi di Indonesia sejauh ini tergolong rendah dengan angka 0,32 per 100 orang. Indonesia menggunakan vaksin Sinovac.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Vaksinasi Covid-19 Diprediksi Selesai hingga 10 Tahun, Ini Kata Epidemiolog
Data studi Bloomberg menghitung waktu penyelesaian program vaksinasi Covid-19 di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Berdasarkan perhitungannya dengan data vaccination rate Indonesia per 4 Februari lalu, Indonesia diprediksi baru akan menyelesaikan program vaksinasi selama kurang lebih 10 tahun.
Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo pun membenarkan prediksi Bloomberg tersebut. Dia mengatakan, prediksi 10 tahun itu bila vaccination rate di Indonesia terus berada di angka 60 ribu.
"10 tahun itu kalau vaccination rate-nya seperti sekarang ini yang sangat rendah. Sekarang ini masih bisa diterima kalau vaccination rate kita masih rendah, mudah-mudahan nanti segera meningkat. Hitungan Bloomberg/John Hopkins/Straits Times, kita nanti cuma mampu 2 kali dari sekarang kecepatannya," kata Windhu saat dihubungi Merdeka.com, Minggu (7/2).
Windhu kemudian menjabarkan perhitungan prediksi tersebut. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, per 4 Februari lalu, jumlah orang yang sudah disuntik vaksin dosis pertama yaitu 700.266 orang.
Yang pertama harus dilakukan yakni menghitung vaccination rate. Cara menghitungnya yakni membagi jumlah orang yang sudah divaksin dengan waktu pelaksanaan vaksinasi.
Seperti yang diketahui, vaksinasi pertama di Indonesia dimulai pada 13 Januari 2021, sehingga sampai 4 Februari, terhitung 23 hari pelaksanaan vaksinasi.
"Kalau kita anggap saja semua sudah mendapatkan 2 dosis, berarti jumlah vaksin yang sudah disuntikkan sebanyak 1.400.532 dosis. Jadi vaccination rate-nya, 1.400.532 dosis dibagi 23 hari, yakni 60.892 dosis per hari," terangnya.
Kemudian, untuk menghitung waktu vaksinasi itu didapatkan dari perhitungan jumlah sasaran vaksinasi dibagi vaccination rate. Namun, jangan lupa kalikan jumlah sasaran dengan 2 dosis, dan mengalikan vaccination rate dengan jumlah hari dalam satu tahun. Sebab, pelaksanaan vaksinasi di Indonesia dilakukan nonstop setiap hari tanpa hari libur.
Advertisement
Harus Tingkatkan Program Vaksinasi
Seperti yang diketahui, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang terbaru, yakni 271.349.889 jiwa. Maka, 75 persen penduduk yang menjadi sasaran vaksinasi sekitar 203.512.416 orang. Karena setiap orang mendapatkan 2 dosis, maka jumlah sasaran vaksinasinya menjadi 407.024.000
"407.024.000 sasaran dibagi (60.892 x 2 dosis x 365 hari) Maka sekitar 9 tahun tahun lebih (program vaksinasinya selesai)," kata Ahli Kesehatan Masyarakat itu.
Windhu sebenarnya yakin vaccination rate Indonesia bisa meningkat. Sebab, Kemenkes terus menambah jumlah vaksinator. Pada bulan Maret mendatang, Kemenkes RI berencana menambah jumlah vaksinator menjadi 81 ribu. Sehingga Windhu yakin, vaccination rate di Indonesia bisa meningkat 2 hingga 3 kali lipat dari saat ini.
"Jumlah vaksinator sebanyak 80 ribu sudah cukup, jadi tinggal menunggu pasokan vaksinnya saja. Kalau macet, ya bisa sangat lama selesainya," kata Windhu.
Infografis Vaksin COVID-19:
Advertisement