Diabetesi Anak Terus Meningkat, Kesadaran Tentang Diabetes Masih Rendah

Kesadaran akan diabates yang masih rendah mengakibatkan diabetesi anak meningkat

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2021, 19:00 WIB
Waspada Diabetes pada Anak (Wavebreakmedia/Shutterstock)
Waspada Diabetes pada Anak (Wavebreakmedia/Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Dr. Muhammad Faizi, Sp.A(K) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan bahwa prevalensi anak pengidap diabetes terus meningkat. Masalahnya, kesadaran tentang diabetes masih rendah sehingga banyak pasien datang dalam keadaan yang terlambat.

Menurut Faizi, diabetes pada anak umumnya diabetes tipe 1, sedangkan yang mengalami diabetes tipe 2 hanya sekitar lima sampai 10 persen dari jumlah total anak dengan diabetes.

Dalam konferensi pers virtual pada Senin, (19/4/2021), Faizi menyampaikan pada Maret 2021, prevalensi anak penderita diabetes pada Maret 2021 sebesar 1,5/1.000. Jumlah tersebut meningkat 54 kali lipat dari jumlah prevalensi pada 2010. Bahkan, jumlah ini pun diduga masih bisa lebih tinggi karena banyaknya pasien yang kurang terdiagnosis.

Faizi mengungkapkan banyak pasien diabetes yang datang dalam keadaan KAD atau ketoasidosis diabetikum. 

“Jadi sudah sesak sekali, kadang tidak sadar, gula darahnya tinggi. Ketonnya (asam darahnya) banyak. Keton ini membuat dia sesak,” ujar Faizi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Berikut


Tantangan Penanganan Diabetes

Cegah Diabetes dengan Deteksi Dini
Cegah Diabetes dengan Deteksi Dini

Diabetes mellitus tipe 1 terjadi peningkatan kadar gula darah karena kekurangan insulin akibat kerusakan pada sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Menurut Faizi, diagnosis diabetes tipe 1 ini cukup sulit karena tidak ada gejala sama sekali ketika terjadi penurunan produksi insulin hingga 50 persen.

“Makanya, susah sekali untuk deteksinya, tahu-tahu sudah tinggal 20 persen dan jadi KAD. Jadi ada hiperglikemia, glukosanya tinggi, ada keton dan darahnya asam sekali karena kekurangan insulin,” kata Faizi.

Menurutnya, diagnosis penyakit ini bisa dilihat dari riwayat penyakit keluarga, lalu antibodi yang merusak sel beta pankreas, dan pemeriksaan C-Peptide untuk melihat kemampuan pankreas menghasilkan insulin.

Tantangan lain penanganan diabetes adalah belum meratanya fasilitas dan pelayanan kesehatan di Indonesia. Dokter anak yang menangani diabetes pun hanya ada 50 orang di Indonesia di 16 provinsi. Di Jawa ada 31 ahli endokrinologi, di Sumatera 9, Sulawesi 4, Bali-Nusa Tenggara 4, Kalimantan, 1 dan Maluku-Papua 1. Namun, menurut Faizi, kompetensi penanganan diabetes juga sudah dilepas ke dokter anak umum yang jumlahnya sekitar 4.500 orang se-Indonesia.

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi


Infografis Kiat Makan Sehat Kala Lebaran

Infografis Kiat Makan Sehat Kala Lebaran
Infografis Kiat Makan Sehat Kala Lebaran (Liputan6.com/M. Iqbal)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya