Anak Punya Penyakit Jantung, Bolehkan Imunisasi?

Pakar mengatakan bahwa anak yang memiliki penyakit dalam tertentu masih bisa divaksinasi selama fungsi tubuhnya masih baik

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 24 Apr 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2021, 11:00 WIB
Imunisasi bagi Siswa Sekolah Dasar
Petugas kesehatan menyuntikkan imunisasi kepaad siswa Sekolah Dasar di SDN Tangerang 1, Kota Tangerang, Kamis (19/11/2020). Pemberian imunisasi untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak usia SD serta meningkat daya tahan tubuh serta mencegah berbagai penyakit. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Imunisasi pada anak berguna untuk mencegah berbagai penyakit yang sudah bisa dicegah dengan vaksin. Maka dari itu, orangtua pun diimbau untuk tetap membawa buah hatinya untuk mendapatkan vaksinasi rutin.

Namun, bagaimana jika seorang anak memiliki riwayat penyakit bawaan tertentu seperti penyakit jantung atau masalah pada paru?

Profesor Soedjatmiko, dokter spesialis anak dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization mengatakan, vaksin bertujuan merangsang kekebalan tubuh pada sel darah putih dan sistem kekebalan.

"Jadi anak yang sakit jantung tidak ada masalah, asal sakit jantungnya dalam keadaan stabil, dalam keadaan minum obat, tidak sesak," ujarnya dalam dialog virtual ditulis Sabtu (24/4/2021).

"Mau penyakit dalam apapun kalau dia fungsinya masih normal, artinya dia masih bisa melakukan aktivitas, minum obat, saya kira (imunisasi) tetap boleh diberikan," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Risiko Jika Tidak Lakukan Imunisasi

FOTO: Imunisasi Anak Sekolah di Masa Pandemi COVID-19
Petugas paramedis menyiapkan peralatan imunisasi saat program BIAS di Kantor Kelurahan Tamansari, Jakarta, Selasa (24/11/2020). Selama masa pandemi, pemerintah melalui Dinas Kesehatan tetap menggelar Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menurut Soedjatmiko, apabila seorang anak tidak diimunisasi secara lengkap, risiko ketika terserang penyakit-penyakit seperti campak, difteri, tuberkulosis, atau pertusis pun akan menjadi lebih berat.

"Bisa dirawat di rumah sakit lebih lama, bahkan bisa cacat kalau sembuh, atau meninggal," kata Soedjatmiko.

Namun, Soedjatmiko mengatakan bahwa seseorang yang sudah diimunisasi masih memiliki risiko terkena penyakit tersebut. "Yang sudah divaksinasi masih bisa terkena, tapi jauh lebih ringan dan tidak berbahaya.

Maka dari itu, Soedjatmiko pun menegaskan bahwa imunisasi anak tetaplah penting meskipun saat ini kita berada di masa pandemi COVID-19.

"Kalau tidak bisa kena sakit berat, cacat, dan kematian. Bisa terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) atau outbreak, wabah bersama-sama dengan COVID. Betapa akan repotnya itu semua," ujarnya.


Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya