Muncul 3 Klaster COVID-19 di Jawa Tengah, Kemenkes Perkuat Lacak Kasus

Munculnya 3 klaster COVID-19 di Jawa Tengah, Kemenkes memperkuat pelacakan kasus.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 30 Apr 2021, 18:54 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2021, 18:53 WIB
FOTO: Pelaksanaan Salat Tarawih Pertama di Masjid Istiqlal
Umat muslim melaksanakan salat tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (12/4/2021). Pemerintah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadan 1442 H jatuh pada 13 April 2021 berdasarkan keputusan bulat dari berbagai ormas Islam hingga ahli astronomi dalam Sidang Isbat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Kemunculan tiga klaster COVID-19 di Jawa Tengah, Kementerian Kesehatan memperkuat pelacakan kasus dan pemeriksaan. Tiga klaster yang dimaksud adalah klaster tarawih di Banyumas, klaster mudik di Pati serta klaster takziah di Semarang.

Upaya menangani klaster COVID-19 di atas, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Satgas COVID-19 Pusat, Daerah, dan dinas kesehatan setempat untuk mengetatkan protokol kesehatan.

"Iya, kami sudah berkoordinasi dengan Satgas dan dinas kesehatan setempat untuk mengetatkan protokol keselatan dan juga melakukan penguatan pelacakan kasus juga testing-nya," kata Nadia melalui pesan singkat kepada Health Liputan6.com, Jumat, 30 April 2021.

Pada sesi Konferensi Pers Indikasi Lonjakan Kasus COVID-19, Nadia kembali menjelaskan, penguatan 3T (testing, tracing, treatment) untuk menangani seluruh klaster COVID-19 yang muncul, terutama di Jawa Tengah terus dilakukan.

"(Penanganan) Semua klaster COVID-19, kami lakukan peningkatan 3T, yakni fokus pada daerah tujuan yang menjadi perhatian masyarakat, misal Jawa Tengah yang menjadi tujuan mudik para pendatang, termasuk daerah kondisi zona merah," jelasnya.

"Semua kasus kami lakukan pelacakan kasus atau contact tracing."

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Optimalisasi Posko COVID-19

FOTO: Sosialisasi Larangan Mudik Jelang Lebaran
Petugas melakukan swab antigen terhadap pengendara yang melintas di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Kamis (29/4/2021). Satlantas Polres Metro Bekasi melakukan swab antigen dan sosialisasi larangan mudik jelang lebaran di perbatasan Kabupaten Bekasi dan Karawang. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Dalam penanganan klaster COVID-19 di Jawa Tengah, lanjut Siti Nadia Tarmizi, optimalisasi Posko COVID-19 juga dilakukan. Tak lupa, berkoordinasi dengan anggota Posko COVID-19, seperti TNI, Polri sampai babinsa dan bhabinkamtibmas.

"Kami tetap lakukan dengan koordinasi dengan Satgas dan Posko COVID-19. Adanya Posko COVID-19 tentunya baik koordinasi dengan Satgas, kami melakukan pelacakan kasus COVID-19," lanjutnya.

"Ini caranya dengan mengajak babinsa dan bhabinkamtibmas untuk memperkuat 3T tadi."

Terkait Posko COVID-19, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut, Jawa Tengah termasuk provinsi dengan penambahan jumlah Posko COVID-19 terbanyak.

Ini seiring di Jawa Tengah terjadi penurunan kasus aktif selama 4 minggu berturut-turut (data 4-25 April 2021) diiringi penambahan posko 4.463 poskos hingga 25 April 2021.

"Hal ini menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi jumlah posko terbanyak di Indonesia," kata Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (29/4/2021).

Melihat data di atas, menurut Wiku, Posko COVID-19 berfungsi baik menurunkan jumlah kasus COVID-19. Seluruh provinsi diminta memastikan terbentuknya posko di tingkat desa dan kelurahan. Posko COVID-19 pun harus berfungsi aktif.

"Maksimalkan fungsi posko dengan rutin melakukan monitoring, sosialisasi serta edukasi masyarakat terkait COVID-19, sehingga efektif menekan penularan virus Corona," imbuhnya.

Infografis 4 Poin Utama Cegah Klaster Keluarga

Infografis 4 Poin Utama Cegah Klaster Keluarga. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Poin Utama Cegah Klaster Keluarga. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya